sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pengamat: Momen yang pas, PDIP dukung kembali Jokowi

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini telah mendapat dukungan lebih dari 52% suara dari partai Politik.

Arif Kusuma Fadholy
Arif Kusuma Fadholy Sabtu, 24 Feb 2018 11:23 WIB
Pengamat: Momen yang pas, PDIP dukung kembali Jokowi

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada Jumat (23/2) telah resmi mendeklarasikan Jokowi Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019 mendatang. Hal tersebut disambut positif oleh berbagai pihak.

Direktur Eksekutif Para Syndicate Ari Nurcahyo mengatakan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri telah tepat mendeklarasikan Jokowi menjadi calon presiden (capres) 2019. Ari menilai langkah PDIP mengumumkan calon presidennya pekan lalu sebagai momen politik yang pas. 

Seperti diketahui pada awal tahun 2018 sebagai tahun politik. Sebab ada pemilihan kepala daerah atau pilkada. Kemudian tahun depan adalah Pilpres dan Agustus telah dibuka pendaftaran capres. 

Ari menambahkan, mulai saat ini PDIP bisa mengukur elektoral-elektoral Jokowi menjadi Capres. Menurutnya, PDIP bisa cepat mengkonsolidasikan mesin partai di daerah.

"Ini juga terkait persiapan calon legislatif. Sebab beriringan antara Pilkada, Pileg, Pilpres," kata Ari kepada Alinea, Sabtu (24/2).

Sekretaris Jenderal Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Johny G Plate menyambut baik langkah PDIP kembali mencalonkan kembali Jokowi sebagai calon presiden. Ini bakal menjadi kerja sama Pilpres yang kedua antara Nasdem dan PDI Perjuangan. 

Lewat deklarasi PDIP tersebut, Johny menyebut bahwa Mantan Gubernur DKI Jakarta ini telah mendapat dukungan lebih dari 52% suara dari partai Politik. Seperti diketahui, partai politik yang telah mengusung Jokowi kembali sebagai Presiden adalah Partai Nasdem, PDIP, Golkar, PPP dan Hanura. 

Johny juga meyakini bahwa infrastruktur di partai Nasdem sudah bekerja untuk memenangkan Jokowi. Bahkan akan lebih kuat dengan PDIP. Ia yakin dukungan akan lebih masif untuk meneruskan Jokowi sebagai Presiden untuk kedua kalinya. 

Sponsored

Sementara itu, nama pendamping Jokowi masih menjadi pertimbangan. Syarat utamanya, punya pemahaman yang sama dengan Presiden. "Program dan visi misinya harus sama. Jika melaksanakan tugas menjadi presiden, tinggal meneruskannya," kata Johny.

Calon wakil presiden (Cawapres) juga harus punya elektoral yang bagus, sehingga bisa meningkatkan elektabilitas. Kerja sama yang baik, plus chemistry yang kuat antara presiden dan wakil presiden harus terjalin. 

Berita Lainnya
×
tekid