Penuh tantangan, kebijakan penurunan perokok anak kian terseok

Kebijakan pengendalian tembakau khususnya pada anak-anak terganjal beragam tantangan.

Ilustrasi Alinea.id/Firgie Saputra.

Seorang santri cilik asal Kendal, Jawa Tengah viral karena nampak aktif mengisap rokok. Bocah 13 tahun itu merokok 3-4 bungkus dalam sehari. Bahkan, dia juga mendapat jatah 2-3 selop rokok dalam seminggu dari sang ayah. Hal itu merupakan bentuk rayuan si ayah agar dia mau tinggal di pondok untuk mengaji Al-Quran. 

Nek Sampoerna Mild tiga, nek Surya papat, Bapak maringi sangu sak nyuwune kula. Sing penting kula gelem mondok (Kalau Sampoerna Mild 3 bungkus, Surya 4, Bapak memberi uang saku semau saya. Yang penting saya mau mondok),” kata santri asal Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah ini, dalam video yang banyak beredar di WhatsApp Group, dikutip Kamis (5/10).

Jika orang tua santri cilik ini dengan sadar memberikan stok rokok pada anaknya, orang tua Thole (bukan nama sebenarnya) justru sama sekali tak tahu bahwa dirinya merokok elektrik. Karena ketidaktahuan ini juga lah yang membuat dia memilih nge-vape, ketimbang mengisap rokok konvensional.

“Dulu pas SMP kelas VIII pernah ngerokok biasa, tapi baru jalan beberapa hari udah ketahuan sama ortu (orang tua). Terus sempat berhenti. Tapi begitu masuk SMA, dikenalin temen ternyata enak, ada rasanya dan enggak bau. Akhirnya keterusan sampai sekarang,” kata dia, kepada Alinea.id, Jumat (6/10).

Remaja yang baru berusia 17 tahun ini menjelaskan, ketika dia pertama kali merokok tujuannya adalah untuk meredakan stress akibat selalu dituntut oleh orang tuanya untuk mendapatkan nilai dan peringkat bagus di sekolah. Maklum, sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), dirinya memang selalu menduduki peringkat atas di kelasnya.