Pengembangan food estate di Humbahas disebut belum optimal

Sebanyak 350 petani dilibatkan dalam pengembangan food estate di Humbahas, Sumut.

Kawasan lumbungan pangan (food estate) berbasis hortikultura di Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumut, dinilai belum optimal. Google maps/Alwi Pasaribu

Anggota Komisi IV DPR, Djarot Saiful Hidayat,  menilai, pengembangan kawasan lumbungan pangan (food estate) hortikultura berbasis korporasi di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara (Sumut), belum optimal. Program tersebut dicanangkan sejak 2020 oleh Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan).

"Setelah berjalan 3 tahun, kita evaluasi, ternyata hasilnya belum optimal, tidak seperti yang kita harapkan. Baru terealisasi sekitar 165 hektare dari 215 hektare luas area yang telah dikembangkan melalui dukungan APBN Ditjen Hortikultura," tuturnya. "Untuk bisa mengembangkan sampai dengan 215 hektare itu, menurut saya, berat."

Pernyataan tersebut disampaikannya di sela-sela kunjungan kerja Komisi IV DPR ke Desa Ria Ria, Kecamatan Pollung, Humbahas, pada Kamis (26/1). Kegiatan turut diikuti beberapa anggota dewan lain, yakni Mindo Sianipar, Maria Lestari, Darori Wonodipuro, Sulaeman L. Hamzah, Edward Tannur, dan Slamet.

Djarot pun meminta Kementan menelaah komoditas yang ideal dikembangkan di kawasan lumbung pangan Humbahas. Pangkalnya, banyak komoditas yang dibudidayakan tidak fokus untuk mengantisipasi inflasi.

"Di sana ternyata ada macam-macam [komoditas], seperti jagung, cabai, kol, dan lainnya. Sebaiknya kita perlu fokus, misalnya Humbahas fokus untuk mengembangkan bawang merah, bawang putih, dan kentang," ujarnya, melansir situs web DPR.