Mahasiswa Australia bantah jadi mata-mata di Korea Utara

Alek Sigley sempat dilaporkan hilang sebelum akhirnya diketahui bahwa dia ditahan oleh rezim Korea Utara.

Ilustrasi / Pixabay

Pada Selasa (9/7), mahasiswa Australia yang dibebaskan dari tahanan Korea Utara pekan lalu membantah tuduhan Pyongyang yang menyebutnya sebagai mata-mata.

Alek Sigley (29), yang sedang menempuh pendidikan di Pyongyang, sempat menghilang sejak 25 Juni dan dibebaskan pada 4 Juli melalui upaya diplomat Swedia. Kini, Sigley telah sampai di Tokyo dan bersatu kembali dengan istrinya.

Korea Utara menuduh Sigley menyebarkan propaganda anti-pemerintah dan terlibat tindakan spionase dengan memberikan foto serta materi lainnya ke sejumlah media.

Kantor berita Pyongyang, KCNA, mengatakan Korea Utara mendeportasi Sigley pada 4 Juli setelah dia memohon pengampunan atas kegiatan spionasenya yang melanggar kedaulatan negara tersebut.

"Dia dengan jujur mengakui tindakan spionase yang mengumpulkan dan memberikan data secara sistematis tentang situasi domestik Korea Utara. Sigley berulang kali meminta pengampunan dan meminta maaf karena melanggar batas kedaulatan Korea Utara," jelas laporan KCNA.