Punya anak anjing ternyata tak selalu penuh pelukan manis. Studi baru ungkap banyak pemilik justru kelimpungan dan stres.
Membawa pulang anak anjing baru mungkin terdengar seperti resep untuk hidup penuh keceriaan. Namun, sebuah studi terbaru yang terbit di jurnal PLOS ONE mengingatkan bahwa memelihara anak anjing juga penuh tantangan: mulai dari gigitan-gigitan kecil, furnitur rusak, hingga jam tidur yang berantakan.
Dalam studi berbasis survei itu, peneliti mengumpulkan testimoni ratusan orang di Inggris yang mengadopsi anak anjing selama pandemi COVID-19. Bagi sebagian pemilik baru, si bola bulu itu justru membawa stres lebih besar dari yang dibayangkan.
“Kami menemukan lonjakan besar pemilik pertama kali. Banyak yang mencari anak anjing sebagai penopang kesehatan mental, terutama untuk keluarga mereka,” jelas Rowena Packer, dosen senior perilaku dan kesejahteraan hewan di Royal Veterinary College, Inggris, yang memimpin riset tersebut, seperti dikutip dari National Geographic, Jumat (3/10).
Survei tim peneliti yang dipimpin Packer menemukan banyak pengasuh membiarkan anak-anak berinteraksi dengan cara yang berisiko, seperti memeluk erat, mengganggu saat makan, atau menarik telinga dan ekor mereka.
Selama pandemi, interaksi negatif ini lebih sering terjadi karena anak-anak lebih banyak di rumah—sering bosan, stres, atau kesepian—dan tanpa sadar melewati batas si anak anjing.