Penelitian terbaru di Belanda mengungkap faktor-faktor yang membuat seseorang lebih digigit nyamuk, mulai dari konsumsi bir dan ganja, menghindari tabir surya, hingga berbagi tempat tidur.
Bagi kawanan nyamuk, festival musik adalah "prasmanan" sepuasnya. Tetapi, sebuah studi baru yang dilakoni para peneliti di Belanda mengisyaratkan bahwa beberapa pengunjung mungkin berisiko lebih besar untuk digigit dibanding yang lain.
Makalah baru yang diunggah ke situs pra-cetak bioRxiv bulan lalu menemukan bahwa perilaku tertentu, seperti minum bir dan menghindari tabir surya, dapat menjadikan beberapa orang sebagai “magnet” kawanan nyamuk.
“Orang kadang bertanya, ‘Oh ya, saya selalu digigit. Kenapa ya?’ Jadi ini topik yang ada di benak banyak orang, terutama saat musim panas,” kata Sara Lynn Blanken, ahli biologi di Radboud University Medical Center di Belanda dan salah satu penulis studi baru ini, seperti dikutip dari National Geographic, Jumat (26/9).
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, nyamuk adalah hewan paling mematikan di dunia. Dengan menyebarkan penyakit seperti malaria, demam berdarah, dan virus Zika, nyamuk menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan manusia di banyak bagian dunia.
Untuk mempelajari lebih lanjut apa yang menarik nyamuk, para peneliti memilih salah satu lingkungan paling kacau dan paling tidak higienis di dunia: festival musik. Festival musik Lowlands di kawasan pertanian Biddinghuizen, Belanda, memiliki program di mana peneliti bisa mengajukan eksperimen selama acara tiga hari.