Once Upon a Time In Chinatown: Kisahkan makanan dan cerita perjuangan

Dokumenter ini bisa mengangkat kisah makan agar bisa membantu mewariskan budaya kuliner, terutama chinese food.

Konferensi Pers Once Upon A Time In Chinatown pada Senin (27/9/2021). Tangkapan layar via Zoom

Apa pendapat kamu saat mendengar kata kuliner pertama kali? Kemungkinan besar dari kalian sudah pernah, bahkan sudah sering kuliner, baik bersama teman ataupun keluarga.

Kuliner bukanlah hal yang asing lagi bagi kita semua, terlebih Indonesia yang kaya akan kebudayaan dan makanan khasnya. Salah satu kuliner yang terkenal dan sering kita temui adalah kuliner khas China atau biasa kita sebut Chinese Food seperti Capcay, Dimsum, Kwetiau, fuyunghai, dan masih banyak lagi. Tetapi jika kamu bisa melihat lebih dalam lagi, nyatanya kuliner / makanan memiliki cerita yang luar biasa di baliknya.

Vision+ Original bersama Lifelike Picture Production secara resmi luncurkan Food documentary series. Dokumenter series yang bertajuk Once upon a time in Chinatown bercerita tentang tujuh restoran legendaris di daerah kota. Bukan hanya sekedar memperlihatkan makan-makanan saja, tetapi dokumenter ini juga memperlihatkan kisah mengenai tantangan, kerja keras, kegigihan dari para penjual makanan/pemilik restoran tersebut.

Dalam acara press conference secara luring-daring pada Senin (27/9) Director dari dokumenter Once Upon A Time Zack Lee membagikan alasan dokumenter ini dibuat.

“Kami mau membuat sebuah dokumenter yang menggunakan makanan sebagai medium untuk menceritakan hidup mereka, karena kami enggak mau cuma sekedar makan-makan saja, tetapi punya pesan punya moral yang bisa menginspirasi generasi kita, bisa menceritakan, cerita yang mungkin sudah hilang yang kita tidak tahu itu,” ujar Zack.