Sosial dan Gaya Hidup

Seberapa fatal seseorang terkena strok hemoragik?

Suami jurnalis senior Najwa Shihab, Ibrahim Sjarief Assegaf wafat diduga karena pendarahan di otak.

Rabu, 21 Mei 2025 16:00

Suami jurnalis senior Najwa Shihab, Ibrahim Sjarief Assegaf, meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (PON), Jakarta Timur pada Selasa (20/5). Menurut keterangan keluarga, pria berusia 47 tahun itu wafat karena pendarahan di otak pasca-strok. Kondisi kesehatan itu disebut strok hemoragik atau pecahnya pembuluh darah, istilah berbeda dari strok iskemik—pembuluh darah tersumbat.

Di Indonesia, mengutip hasil penelitian beberapa periset dari Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta bertajuk “Gambaran Karakteristik Penderita Stroke Hemoragik dengan Jaminan BPJS Kesehatan di Indonesia Periode Januari 2021-Desember 2022” (2023), jumlah kasus strok hemoragik pada periode Januari 2021-Desember 2022 sebanyak 226.047 kasus. Angka ini meningkat dari 43% pada 2021 menjadi 57% pada 2022.

Mengutip Cleveland Clinic, strok hemoragik sangat berbahaya karena menyebabkan gejala parah yang memburuk dengan cepat. Pendarahan mengganggu sirkulasi normal di otak, mencegahnya mendapat darah dan oksigen yang dibutuhkan untuk berfungsi. Strok itu juga menambah tekanan ekstra di dalam otak, yang dapat merusak atau membunuh sel-sel otak.

Gejala strok hemoragik mencakup sakit kepala seperti tersambar petir; sensitivitas pada cahaya; pusing atau vertigo; kesulitan memahami atau berbicara; bicara tidak jelas; kelumpuhan; kehilangan indra penglihatan, pendengaran, atau sentuhan; kekakuan leher; mual dan muntah; kejang; pingsan; dan koma.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyebab paling umum terjadinya strok hemoragik.  Kondisi lainnya yang bisa menyebabkan strok hemoragik, antara lain aneurisma otak, tumor otak, penyakit moyamoya, angiopati amiloid serebral, cedera kepala, Covid-19, dan strok iskemik.

Fandy Hutari Reporter
Fandy Hutari Editor

Tag Terkait

Berita Terkait