Panglima TNI: Ada indikasi penyerangan kantor KPU dan Bawaslu

Meski demikian, Panglima TNI meyakinkan aparat telah menyiapkan langkah antisipatif.

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (tengah) didampingi Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kanan) dan Asops Panglima TNI Mayjen TNI Ganip Warsito (kiri) berbicara saat rapat kerja bersama Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (7/5)./ Antara Foto

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memperkirakan bakal timbul aksi anarkistis dengan menyerang kantor-kantor penyelenggara pemilu. Aksi bakal terjadi apabila opini kecurangan pemilu terus digalang oleh pihak-pihak tak bertanggungjawab.

"Akibat keberatan tersebut, dapat terjadi aksi unjuk rasa atau bahkan penyerangan terhadap kantor-kantor penyelenggara pemilu, KPU dan Bawaslu, yang sudah kami prediksi," kata Hadi saat rapat kerja dengan DPD Komite I di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (7/5). 

Menurut Hadi, pihaknya menemukan indikasi provokasi dan pembentukan opini oleh pihak-pihak tertentu yang tidak menerima hasil penghitungan suara Pemilu 2019. Provokasi dan pembentukan opini gencar dilakukan melalui media sosial. 

"Terdapat indikasi tidak menerima penghitungan suara KPU. Provokasi, citra, opini melalui media sosial masih gencar, termasuk tuduhan kecurangan dalam pemungutan suara, penghitungan, dan pencatatan," kata Hadi.

Selain penyerangan kantor-kantor penyelenggara pemilu, Hadi memprediksi meningkatnya produksi hoaks di media sosial. Hadi juga mengkhawatirkan polarisasi identitas primordial suku dan agama yang terbentuk selama masa masa kampanye.