Rektor Universitas Paramadina: Penundaan pemilu untuk memaksimalkan profit

Perilaku manusia pada dasarnya didorong oleh motif-motif ekonomi seperti maximizing profit dan perluasan kekuasaan (empire building).

Rektor Universitas Paramadina Didik J. Rachbini. Foto istimewa

Rektor Universitas Paramadina Didik J. Rachbini menyatakan, ada indikasi hasrat memperbesar kekuasaan di balik wacana penundaan pemilu yang sedang terjadi.

Mengutip sebuah teori dalam ekonomi, Didik menyatakan, perilaku manusia pada dasarnya didorong oleh motif-motif ekonomi seperti maximizing profit dan perluasan kekuasaan (empire building).

"Hal yang sama berlaku dalam politik. Dalam lensa inilah, perilaku elite politik dalam mengusung wacana penundaan pemilu dapat ditafsirkan, yaitu untuk memaksimalkan profit dan memperluas kekuasaan," kata Didik dalam kuliah umum yang diadakan oleh Paramadina Graduate School of Communication (PGSC) secara daring bertemakan "Membaca Arah Politik Dibalik Polemik Penundaan Pemilu" pada Sabtu (26/3).

Didik juga menyebut peran special interest groups dalam politik, yaitu kelompok kepentingan yang bergerak di bawah tanah dan keberadaannya tidak terlihat secara resmi. Special interest group ini memiliki perilaku rent-seeking, yaitu 'menyewa' kekuasaan politik untuk memperoleh keuntungan bisnis.

"Dalam wacana penundaan pemilu, rent-seeker ini (perlu dilihat) ada di situ," ujar Didik.