Putri Gus Dur apresiasi mahasiswa demo tolak revisi UU KPK

Sikap mahasiswa masih jernih menanggapi pelemahan KPK dengan merevisi undang-undang yang mengaturnya.

Mahasiswa melakukan unjuk rasa menolak revisi UU KPK. Antara Foto

Anggota Koalisi Perempuan Antikorupsi, Anita Wahid, mengapresiasi sikap mahasiswa yang memilih berunjuk rasa menolak Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hasil revisi. Menurut anak mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu, sikap mahasiswa yang demikian masih jernih menanggapi pelemahan lembaga antirasuah yang dilakukan pemerintah dan DPR.

Menurut Anita, ketika mahasiswa turun ke jalan dengan tujuh tuntutannya yang di dalamnya terdapat tuntutan menolak revisi UU KPK dan meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan Peraturan Pengganti Undang-Undang (Perppu), merupakan indikator jelas bahwa gerakan mahasiswa sama sekali tidak terkooptasi dengan agenda apa pun.

"Yang mereka lihat hasilnya revisi UU KPK, ini melemahkan KPK jadi harus dihapuskan. Itu karena kejernihan dan akibat tidak ada kooptasi terhadap agenda-agenda politik apa pun," ujar Anita di Rawamangun, Jakarta, Selasa (22/10).

Kendati demikian, sikap dan pemikiran mahasiwa dinilai Anita sulit untuk diterima seluruh masyarakat. Penyebabnya, kata dia, karena banyak rakyat yang sudah terlanjur terpolarisasi dan terkooptasi, sehingga mudah untuk diarahkan untuk urusan-urusan yang jauh dari pokok persoalan. Hal itu kemudian memaksa masyarakat berpikir secara dikotomis. Seolah segala persoalan dihadapkan pada dua pilihan.

“Kalau misalnya ngomong KPK, langsung dibelah dua. Sama kasusnya ketika bicara Papua, maka langsung dituding kamu pro NKRI atau kamu pro separatis. Akhirnya apa? Kita kehilangan critical thinking kita. Bahwa permasalahan sesungguhnya itu bukan berarti pilihannya hanya dua,” ujar dia.