Cara kubu Prabowo-Sandi tingkatkan rasio pajak

Prabowo-Sandi menargetkan rasio pajak 16% dalam lima tahun.

Pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno menjawab pertanyaan saat Debat Pertama Capres & Cawapres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1). Foto Antara

Dewan Pakar Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Drajad Wibowo mengungkap cara kubunya meningkatkan pendapatan negara dari sektor pajak (rasio pajak). Menurut Drajad, pasangan Prabowo-Sandi berniat memotong tarif pajak guna meningkatkan partisipasi para pembayar pajak. 

"Dengan begitu penerimaan negara dari sektor perpajakan akan bertambah. Dengan pemotongan ini, kita diibaratkan memindah cara kerja retail ke grosir, yaitu dengan menurunkan harganya tapi omsetnya bertambah," ujar Drajad di Media Center Prabowo-Sandi, Jakarta, Rabu (23/1). 

Sasaran pertama pemotongan pajak ialah pajak penghasilan (PPh) pribadi. Menurut Drajad, saat ini kontribusi PPh terhadap rasio pajak masih sangat kecil. "Tapi itu baru ide, belum matang," imbuhnya. 

Langkah lainnya, lanjut Drajad, ialah memungut pajak dari UMKM yang telah berusia lebih dari 2 tahun. "Agar juga bisa menambah tax ratio negara," ujar dia. 

Lebih jauh, Drajad menjelaskan, BPN belum bisa menyebutkan besaran angka pajak yang akan dibebankan kepada wajib pajak dan UMKM. "Karenanya jika nanti menang, harapan kami pihak pemerintah (Prabowo-Sandi) harus melakukan sinkronisasi terlebih dahulu dengan tim pemenangan Prabowo-Sandi," ujarnya.