Mahfud MD sebut politik uang tidak selamanya buruk

Salah satu kebaikannya, klaim dia, menggenjot partisipasi pemilih.

Warga melintas di depan mural bertema antipolitik uang di Kampung Sondakan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jateng, Senin (17/2/2020). Foto Antara/Mohammad Ayudha

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, berpendapat, tidak selamanya politik uang bersifat buruk. Dalihnya, dapat meningkatkan partisipasi publik dalam pemilihan umum (pemilu) yang berlangsung secara langsung.

"Rakyat mau memilih apa, kan, urusannya sendiri. Memilihlah menurut kebutuhanmu, bahwa suaranya dijual, juga hadiah untuk mendapatkan uang dari suara yang mau diberikan itu, haknya rakyat menjadi penuh untuk menentukan. Itu yang bisa dianggap bagus," ucapnya dalam webinar, Rabu (14/10).

Pemilihan langsung, sambung dia, juga membuat ideologi tidak lagi tersekat-sekat. Dicontohkannya dengan koalisi sejumlah partai di tingkat pusat bisa jadi saling beroposisi saat kontestasi di daerah.

"Yang lebih bagus lagi partai berbasis agama yang dulu dijuluki anti-Pancasila sekarang bisa (dimasuki) orang beda agama, seperti di Papua, NTT, hingga Manado. (Lalu membuat) pasangan (calon berlatar belakang) muslim-nonmuslim, Jawa-non-Jawa, sehingga sekat-sekat ideologis menjadi lebih terbongkar gitu, menjadi lebih menyatu," urai Mahfud.

Dia juga sempat menyatakan, pemilihan secara langsung, khususnya kepala daerah, sempat tidak direkomendasikan karena melahirkan pemimpin yang tidak berkualitas. Juga menyebabkan rakyat terbiasa menunggu "serangan fajar" imbas maraknya politik uang.