Partai Berkarya dan PSI respons wacana ambang batas parlemen

Menaikkan ambang batas parlemen dinilai cara partai besar pertahankan kekuasaan.

Sekjen DPP Partai Berkarya Priyo Budi Santoso (tengah) memberikan keterangan pers usai pertemuan di Kementerian Dalam Negeri bersama enam sekjen partai politik lainnya, Jakarta Rabu (29/1)/Foto Alinea.id/Akbar Ridwan

Wacana menaikkan parliamentary threshold (PT) atau ambang batas parlemen dinilai sebagai cara partai besar untuk mempertahankan kekuasaan. Demikian diungkapkan Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso.

"Kami bertujuh tadi juga dari aspirasi yang berkembang, dari silent majority, yang sekarang bertebaran, itu sebenarnya ya enggak usahlah secara pongah menepuk dada mau menaik-naikkan itu (ambang batas parlemen)," ujar Priyo di Kementerian Dalam Negeri, Jakarta Pusat, Rabu (29/1).

Senada disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Satia Chandra Wiguna, bahwa ambang batas parlemen baiknya tidak dinaikkan terlebih dahulu. Setidaknya, sambung Chandra, parlemen threshold 4% saat ini dipertahankan sampai Pemilu 2024.

Apabila ambang batas parlemen dinaikkan, jelas Chandra, akan merepotkan dan melemahkan politik Indonesia. "Sementara itu dulu (4%). Karena kan ini kemarin baru selesai (pemilu) kita, masa sudah berubah lagi. Kelemahan-kelemahan kita kan perubahan-perubahan itu yang membuat agak susah di bawah itu," ucap dia.

Dikatahui, Sekjen sejumlah parpol yang tidak lolos parlemen menyambangi Kemendagri hari ini (29/1). Selain Sekjen Partai Berkarya dan Wasekjen PSI, turut hadir Sekjen DPP Partai Hati Nurani Rakyat Gede Pasek Suardika dan Sekjen DPP Partai Persatuan Indonesia Ahmad Rofiq.