Saat parpol-parpol memburu ekor jas Anies, Sandi, dan Erick

PPP mendeklarasikan Sandi sebagai cawapres meski belum mengantongi persetujuan dari PDI-P dan Ganjar.

Eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) berbincang dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kanan) dalam perayaan ulang tahun NasdDem ke-11 di Jakarta, November 2022. /Foto Instagram @aniesbaswedan

Meski belum mendapat "lampu hijau", Partai Persatuan Pembangunan (PPP) telah resmi menunjuk Sandiaga Uno sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) mendampingi Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Keputusan itu disepakati dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) VI PPP di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, akhir pekan lalu. 

Keputusan itu terkesan terburu-buru. Pasalnya, Sandi baru bergabung dengan PPP selang beberapa hari sebelum rapimnas. Namun, Ketua DPP PPP Ahmad Baidowi berdalih keputusan itu telah dipikirkan matang-matang oleh parpolnya. 

"Kalau bisa menempatkan kadernya sebagai cawapres kan bagus, seperti dulu PPP menempatkan (eks Ketum PPP) Pak Hamzah Haz sebagai wakil presiden. Jadi, bukan sesuatu yang berlebihan kalau kemudian menempatkan Pak Sandiaga sebagai wakil presiden," ucap Awiek, sapaan akrab Baidowi, kepada Alinea.id, Selasa (20/6). 

Taktik "menaturalisasi" Sandi, kata Awiek, merupakan pilihan paling realistis bagi PPP. Ia menyebut PPP tak mau hanya jadi penonton di Pilpres 2024. PPP saat ini tercatat menjadi salah satu parpol pengusung Ganjar Pranowo. "Partai ingin yang terbaik," imbuh dia. 

Sandi merupakan salah satu kandidat cawapres dengan elektabilitas tertinggi. Dalam sigi Litbang Kompas yang dirilis Mei lalu, misalnya, elektabilitas Sandi mencapai 11,9%. Eks politikus Gerindra itu ditempel Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang tingkat keterpilihannya 9,3%.