Aksi demo usai kasus kematian pengemudi ojek online Affan Kurniawan berakhir damai. Kepala daerah pilih dialog humanis, dinilai lebih efektif redam massa daripada aparat.
Aksi unjuk rasa yang pecah di sejumlah daerah usai insiden kematian pengemudi ojek online bernana Affan Kurniawan berjalan kondusif dan berakhir damai. Para demonstran membubarkan diri setelah kepala daerah setempat memutuskan untuk terjun langsung "mengademkan" suasana.
Strategi itu, misalnya, dijalankan Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal. Rahmat menemui langsung para demonstran yang berunjuk rasa di depan kantor DPRD Provinsi Lampung, Senin (1/9). Demonstrasi pun berakhir damai setelah mahasiswa berdialog dengan para pimpinan daerah di Lampung.
Di Kota Palu, Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid dan Wali Kota Palu Hadianto Rasyid mengajak pimpinan DPRD Sulteng untuk berdialog dengan para pengunjuk rasa. Para pejabat Sulteng sepakat memfasilitasi tuntutan massa aksi ke pihak terkait. Aksi protes pun berjalan damai dan kondusif.
Serupa, Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda Laos berdiskusi langsung dengan para pengunjuk rasa di depan kantor DPRD Kota Ternate, Senin (1/9). Dalam kesempatan tersebut, Sherly didampingi Wakil Gubernur Sarbin Sehe, Ketua DPRD Provinsi Maluku Utara Ikbal Ruray, Wali Kota Ternate M Tauhid Soleman, serta sejumlah unsur forkopimda.
Sosiolog dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Asep Sunarya mengapresiasi langkah sejumlah kepala daerah untuk berdialog langsung dengan para pengunjuk rasa. Belajar dari gelombang unjuk rasa periode 28-30 Agustus lalu yang diwarnai kerusuhan, menurut Asep, pendekatan keamanan terbukti tak efektif meredam aksi massa.