Adhi Karya raup kontrak baru Rp6,8 triliun
Hingga Agustus, kontrak yang diperoleh Adhi Karya baru 22,7% dari target 2019.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk. mengantongi kontrak baru sebesar Rp6,8 triliun hingga Agustus 2019. Jumlah tersebut setara dengan 22,7% dari target perolehan kontrak perseroan tahun ini sebesar Rp30,4 triliun.
Manajemen Adhi Karya pada keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan perolehan kontrak baru di bulan Agustus 2019 ini didominasi oleh proyek pembangunan dermaga di Surabaya dan Rumah sakit Harapan Kita Jakarta.
"Masing-masing proyek tersebut bernilai Rp310,9 miliar dan Rp265,1 miliar," kata manajemen Adhi Karya pada keterbukaan informasi, Kamis (12/9).
Sementara itu, sepanjang tahun ini kontribusi lini bisnis pada perolehan kontrak baru tersebut meliputi bisnis konstruksi dan energi sebesar 81,3%, properti sebesar 18,4%, dan sisanya berasal dari bisnis lainnya sebesar 0,3%.
Sedangkan untuk tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek gedung sebesar 72,5%, jalan dan jembatan sebesar 3,4%, dan proyek infrastruktur lainnya seperti pembuatan bendungan, bandara, jalan kereta api, dan proyek-proyek EPC sebesar 24,1%.
Kemudian, berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru dari pemerintah sebesar 19,3%, BUMN sebesar 73,6%, dan swasta atau lainnya sebesar 7,1%.
Selain itu, Adhi Karya juga terus melakukan pembangunan kereta api ringan atau Ligh Rapid Transit (LRT) wilayah Jabodetabek tahap I.
"Sampai 6 September 2019, progres pelaksanaan pembangunan LRT telah mencapai 65,1%," ujar manajemen ADHI.
Rincian progresnya, lintas Cawang-Cibubur mencapai 84,6%, Cawang-Kuningan-Dukuh Atas 55%, dan Cawang-Bekasi Timur 58,7%.
Dirketur SDM Adhi Karya Agus Karianto pada Agustus lalu mengatakan kendala utama dari pengerjaan proyek LRT adalah masalah pembebasan lahan di depo-depo LRT.
"Masih ada sekitar 11 hektare (ha) lahan yang harus dibebaskan oleh ADHI," kata Agus.