sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BI injeksi perbankan sebesar Rp23,81 triliun hingga 16 Februari

Kebijakan tersebut sejalan dengan kebijakan fiskal pemerintah, untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Kamis, 18 Feb 2021 17:09 WIB
BI injeksi perbankan sebesar Rp23,81 triliun hingga 16 Februari

Bank Indonesia (BI) kembali melanjutkan kebijakan quantitative easing di 2021, dengan menambahkan likuiditas ke perbankan. Di tahun ini hingga 16 Februari 2021 BI telah menginjeksi likuiditas ke perbankan sebesar Rp23,81 triliun.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kebijakan tersebut sejalan dengan kebijakan fiskal pemerintah untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional, dan menjaga kondisi likuiditas di perbankan dan pasar keuangan tetap longgar. 

"Bank Indonesia telah menambah likuiditas (quantitative easing) di perbankan sebesar Rp23,81 triliun per 16 Februari 2021," katanya dalam keterangan pers virtual, Kamis (18/2).

Adapun, sejak 2020, BI telah menambah likuiditas di perbankan sebesar Rp726,57 triliun atau setara dengan 4,86% dari PDB.

Selain itu, sinergi ekspansi moneter Bank Indonesia dengan akselerasi stimulus fiskal pemerintah terus diperkuat dengan pembelian SBN oleh BI di pasar perdana pada 2021.

Besarnya pembelian SBN di pasar perdana oleh BI hingga 16 Februari 2021 mencapai Rp40,77 triliun, terdiri dari Rp18,16 triliun melalui mekanisme lelang utama dan sebesar Rp22,61 triliun melalui mekanisme Greenshoe Option (GSO). 

Di sisi lain, kondisi likuiditas yang longgar pada Januari 2021 telah mendorong tingginya rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yakni 31,64% dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tinggi sebesar 10,57% (yoy)

"Dari besaran moneter, pertumbuhan besaran moneter M1 dan M2 pada Januari 2021 tetap tinggi, yakni sebesar masing-masing 18,7% (yoy) dan 11,8% (yoy)," ujarnya.

Sponsored

Penurunan suku bunga kebijakan moneter dan longgarnya likuiditas mendorong suku bunga terus menurun, meskipun penurunan suku bunga kredit perbankan perlu terus didorong. 

Longgarnya likuiditas dan penurunan BI7DRR sebesar 125 bps sepanjang 2020 mendorong rendahnya rata-rata suku bunga PUAB overnight sekitar 3,04%. Suku bunga deposito satu bulan juga telah menurun sebesar 181 bps ke level 4,27% pada Desember 2020.

Berita Lainnya
×
tekid