sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ekonomi Indonesia hadapi tiga tantangan ini pada 2021

Jika tidak dikontrol, pandemi akan membuat penundaan realisasi investasi dan penciptaan lapangan kerja.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Kamis, 21 Jan 2021 15:37 WIB
Ekonomi Indonesia hadapi tiga tantangan ini pada 2021

Tahun ini digadang-gadang menjadi tahun pemulihan ekonomi Indonesia yang terpuruk akibat Covid-19. Berbagai lembaga ekonomi juga meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih baik dibandingkan 2020.

Namun, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, Indonesia masih menghadapi tiga tantangan utama pada 2021.

"Pertama, mengontrol pandemi. Karena jika tidak dikendalikan, ini akan menimbulkan ketidakpastian iklim usaha dan minimnya stabilitas untuk meningkatkan produktivitas," kata Shinta dalam webinar The Indonesia Institute, Kamis (21/1).

Jika tidak dikontrol, pandemi akan membuat penundaan realisasi investasi dan penciptaan lapangan kerja, serta pemulihan kepercayaan konsumsi dan ekspansi konsumsi dalam negeri yang tidak stabil.

Tantangan kedua menurut Shinta, adalah akselerasi transformasi digital. Saat ini adopsi teknologi bukan lagi menjadi opsi, tetapi sudah menjadi kebutuhan pokok.

Selain itu, tren investasi yang saat ini berupa capital intensive, menurutnya harus diperbanyak agar bisa menciptakan kembali lapangan kerja yang hilang akibat pandemi.

"Kita lihat investasi Indonesia dari 2013, arahnya ke capital intensive. Ini perlu dipikirkan bagaimana kita bisa kembali menarik investasi yang labour intensive," ujar dia.

Sementara tantangan terakhir menurutnya adalah adanya perubahan karakter permintaan global. Saat ini, dunia meminta adanya global value chain yang lebih efisien, terjangkau, dan stabil.

Sponsored

Akan tetapi, Indonesia masih belum bisa masuk ke global value chain. Hal ini dikarenakan dalam proses industrialisasi, Indonesia masih harus mengimpor 70% bahan baku. Dia menilai hal ini perlu menjadi perhatian.

"Kemudian ada urgensi untuk mendiversifikasi output ekonomi nasional, dari komoditi nonsustainable dan perlu adanya transformasi bisnis untuk menghadapi sustainability measures yang lebih ketat di pasar global," ucap dia.

Berita Lainnya
×
tekid