sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Food estate bantu kelompok tani optimalkan pemanfaatan lahan pertanian

Komoditas utama yang dikelolanya bersama para petani adalah bawang putih.

Gempita Surya
Gempita Surya Selasa, 23 Agst 2022 20:47 WIB
Food estate bantu kelompok tani optimalkan pemanfaatan lahan pertanian

Dalam rangka mengantisipasi tantangan di bidang pertanian dan ketahanan pangan di tengah krisis global, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian (Kementan) menginisiasi program lumbung pangan nasional atau Food Estate. Sebagai salah satu Program Strategis Nasional (PSN) 2020-2024, program food estate saat ini telah memasuki pelaksanaan tahun kedua.

Food estate dibangun di Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan juga di Pulau Jawa. Ada yang bukaan lahan baru, ada pula yang intensifikasi lahan yang sudah ada. Selain ditanami padi-padian, umbi-umbian, dan jagung, ada juga yang difokuskan untuk tanaman hortikultura, seperti kentang, bawang merah dan bawang putih.

Salah satu kelompok petani hortikultura yang merasakan manfaat dari program ini berada di Wonosobo, Jawa Tengah. Saiful Rokib selaku Ketua Kelompok Tani Food Estate di wilayah Sidomulyo, Wonosobo, mengatakan, program food estate memfasilitasi para petani dalam mengelola dan mengembangkan lahan pertanian secara lebih optimal.

Saiful mengatakan, komoditas utama yang dikelolanya bersama para petani adalah bawang putih. Namun, ia juga memanfaatkan lahan pertanian tersebut melalui budidaya tumpang sari dengan menanam cabai beserta sejumlah tanaman sayuran lainnya.

Disampaikan Saiful, melalui pendampingan dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), pihaknya memperoleh fasilitas pendukung guna mengolah hasil turunan cabai saat harga cabai rendah.

"Kami difasilitasi alat untuk mengolah hasil turunan cabai. Kami difasilitasi alat untuk membuat abon cabai, jadi ada solusi," kata Saiful dalam diskusi daring bertajuk Dua Tahun Food Estate: Apa Saja Pencapaiannya? pada Selasa (23/8).

Dengan tersedianya fasilitas pendukung tersebut, tanaman cabai dapat diolah kembali ke dalam bentuk serbuk atau abon. Saiful menilai, olahan cabai ini memiliki nilai jual yang bagus.

Selain itu, melalui program food estate, Saiful dan kelompok petani di wilayahnya juga memperoleh bantuan berupa tujuh unit hand sprayer dan satu unit kultivator. Saiful mengaku sangat terbantu dengan fasilitas tersebut dan dikelola bersama-sama untuk pengembangan lahan pertanian.

Sponsored

"Kami kelola bareng-bareng untuk pengembangannya. Dan yang namanya bantuan itu amanah, kita kelola baik-baik. Kita semua terbuka, kelompoknya semangat untuk mengelola amanah dari pemerintah," ujar Saiful.

Selain itu, Saiful turut mengapresiasi peran obstaker dalam memastikan hasil panen komoditas bawang putih terjual dalam harga yang sesuai. Dikatakan Saiful, obstaker bahkan membeli hasil panen bawang putih dengan harga lebih tinggi dari kesepakatan di awal.

"Kalau di Wonosobo itu, di awal obstaker menyampaikan mau dibeli (dengan harga) Rp12 ribu. Nyatanya setelah kita tanam, kemudian panen, tumbuh daun kering, malah dibeli lebih dari itu (harga awal). Obstakernya bagus malah membeli Rp16 ribu," ucap Saiful.

Saiful mengungkapkan, bantuan bibit, mulsa, dan obat-obatan dari program food estate untuk komoditas yang ditanam membantu menekan biaya produksi yang tinggi.

"Mulsa ini tidak hanya sekali pakai, mungkin bisa untuk menanam selanjutnya. Ini kan penghematan biaya juga," ucapnya.

Saiful berharap program food estate ini dapat terus dijalankan. Sebab, menurutnya, banyak manfaat dan keuntungan yang diperolehnya selama bergabung ke dalam program yang dipayungi Kementan dan Kementerian PUPR ini.

"Saya kira ini program food estate bagi saya merupakan program memberkahi, banyak sekali keuntungan. Kalau bisa food estate jangan berhenti, jadi tidak hanya hitung-hitungan secara uang, tapi ilmu juga banyak kami dapatkan di food estate," ucap dia.

Berita Lainnya
×
tekid