BPS mencatat inflasi sebesar 0,1% pada Februari 2021

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadinya inflasi sebesar 0,1% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,06 pada Februari 2021. 

Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan, inflasi pada Februari tumbuh lebih lambat dibandingkan inflasi pada bulan lalu yang tumbuh sebesar 0,26% dan lebih lambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 0,28%.

"Situasi pandemi Covid-19 masih membayangi kita, sehingga inflasi Februari tumbuh melambat sebesar 0,1%," katanya dalam keterangan pers virtual, Senin (1/3).

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga komoditas. Di mana komoditas yang mempunyai andil besar terhadap inflasi adalah cabai rawit dan ikan segar masing-masing sebesar 0,02%, dan beras sebesar 0,01%. 

Sementara komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi, yaitu daging ayam ras dan telur ayam ras masing-masing sebesar 0,02%, tomat, jeruk, dan cabai merah masing-masing sebesar 0,01%.

Inflasi pada Februari terpantau di 56 kota dari 90 IHK, di mana 34 mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Mamuju sebesar 1,12% dengan IHK sebesar 106,72 dan terendah terjadi di Tasikmalaya dan Sumenep masing-masing sebesar 0,02% dengan IHK masing-masing sebesar 103,88 dan 105,52. 

Sementara deflasi tertinggi terjadi di Gunungsitoli sebesar 1,55% dengan IHK sebesar 107,33 dan terendah terjadi di Malang dan Tarakan masing-masing sebesar 0,01% dengan IHK masing-masing sebesar 104,08 dan 104,27.

Sementara itu, tingkat inflasi tahun kalender yaitu Januari-Februari 2021 sebesar 0,36% dan tingkat inflasi tahun ke tahun atau year on year (yoy) sebesar 1,38%.

Dan jika dilihat dari komponennya, inflasi inti pada Februari 2021 mengalami inflasi sebesar 0,11%. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender 2021 sebesar 0,25% dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun sebesar 1,53% (yoy).