sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jelang HUT RI, Indonesia ekspor bawang putih lagi

Bawang putih yang akan diekspor harus memenuhi beberapa kriteria.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Jumat, 14 Agst 2020 20:44 WIB
Jelang HUT RI, Indonesia ekspor bawang putih lagi

Indonesia kembali akan mengekspor bawang putih ke Taiwan. Setelah sebelumnya di Brebes, Jawa Tengah (Jateng), pada Rabu (12/8), kali ini sebanyak 12 ton dari target 500 ton dilakukan di PT Tajie Pratama Indonesia.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Prihasto Setyanto, menyatakan ekspor kedua pada 2020 tersebut menunjukkan budi daya bawang putih di Indonesia berkembang.

"Ini luar biasa. Jelang 75 tahun kemerdekaan, bawang putih Indonesia mulai bangkit. Selama ini kita bergantung pada impor. Kalau dulu nol, sekarang total permintaan hingga 1.500 ton. Setelah kita gencar kembangkan di Indonesia, ternyata bisa ekspor," katanya saat meninjau gudang PT Tajie Pratama Indonesia di Kota Tangerang Selatan, Banten, Jumat (14/8).

Ekspor tersebut juga menunjukkan produk lokal bawang putih tanah berkualitas. Bahkan masyarakat Taiwan menjulukinya dengan xhang suan (bawang putih wangi) karena aromanya lebih tajam. 

"(Bawang putih lokal) tiga-empat kali lebih getir. Sekalipun ukurannya kecil, tetapi komoditas Indonesia lebih digemari dari pada asal India," lanjutnya dalam keterangan tertulis.

Anton, sapannya, menambahkan, terdapat beberapa persyaratan yang mesti dipenuhi agar bawang putih layak ekspor. Ukuran di atas 3 sentimeter (cm) serta melalui budi daya yang baik, dari pemilihan benih, penggunaan pupuk, pengairan, hingga perawatan.

"Sekarang tinggal bagaimana (pemanfaatan dan pengembangan) teknologi ditingkatkan supaya bawang putih kita besar-besar. Pasar sudah ada, permintaan juga besar," jelasnya.

Guna menggenjot kualitas dan kuantitas, Kementan melibatkan pihak-pihak terkait, termasuk penyuluh dan pembudi daya benih. Sehingga, kebutuhan nasional terpenuhi dan layak ekspor.

Sponsored

Bawang putih yang diekspor ini berasal dari berbagai varietas, di antaranya lumbu hijau, lumbu kuning, dan tawangmangu baru. Pun produknya memiliki keunggulan tersendiri.

"Produk yang kami hasilkan ramah lingkungan karena petani mitra kita menggunakan pupuk ramah lingkungan. Mereka masih pakai pupuk kandang," ungkap CEO PT Tajie Pratama Indonesia, Miming Juanita Tjugiarto.

Dia menjelaskan, tidak ada kendala berarti dalam proses perizinan. Pengurusan dokumen hanya tiga hari.

"Ada hanya kendala teknis karena spesifikasi permintaan sangat ketat. Jadi, kita harus hati-hati. Meskipun demikian Kementan sangat mendukung." tutupnya.

Berita Lainnya
×
tekid