sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Rakernas Kemendag, Jokowi mau program bangga buatan Indonesia digaungkan

Menurut Presiden Jokowi, populasi 270 jiwa semestinya menjadi konsumen loyal produk dalam negeri.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Kamis, 04 Mar 2021 14:52 WIB
Rakernas Kemendag, Jokowi mau program bangga buatan Indonesia digaungkan

Pesiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sejumlah arahan saat membuka Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan (Rakernas Kemendag) 2021 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (4/3). Memiliki kebijakan dan strategi mengembangkan pasar produk nasional dan pengelolaan perdagangan digital secara baik, salah satunya.

"Misalnya, dengan mendukung program bangga buatan Indonesia. Pusat perbelanjaan, mal di Jakarta sampai ke daerah harus didorong untuk memberikan ruang bagi produk-produk Indonesia, khususnya UMKM," katanya, beberapa saat lalu.

"Jangan sampai ruang depan, lokasi-lokasi strategis, justru diisi oleh brand dari luar negeri. Ini harus mulai digeser. Mereka digeser ke tempat yang tidak strategis. Tempat yang strategis, lokasi yang baik, berikan ruang untuk brand lokal," sambungnya.

Menurut Jokowi, penjenamaan (branding) harus melekat agar masyarakat lebih mencintai produk dalam negeri daripada barang impor. Dengan populasi lebih dari 270 juta, mestinya menjadi konsumen paling loyal.

“Ajakan-ajakan untuk cinta produk-produk kita sendiri, produk-produk Indonesia harus terus digaungkan. Produk-produk dalam negeri gaungkan," mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Selain itu, Jokowi juga menyoroti pasar ekspor. Baginya, pasar-pasar nontradisional harus terus diperluas dan tidak hanya menyasar Uni Eropa dan Amerika Serikat saja.

"Banyak negara-negara yang pertumbuhan ekonominya lebih dari 5%, di Asia Selatan, di Eropa Timur, dan negara-negara lainnya. Harus diseriusi," sambungnya, melansir situs web Sekretariat Presiden (Setpres).

Jokowi pun meminta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dibantu sehingga kapasitas ekspornya meluas dan membesar. Pangkalnya, kontribusi ekspor UMKM baru 13% sekalipun porsinya 90% dari total pengekspor.

Sponsored

"Saya tahun lalu mengingatkan kepada Menteri Perdagangan, Dewan Penunjang Ekspor dihidupkan lagi, membantu UMKM agar bisa memperbaiki produksinya, membantu UMKM memperbaiki desainnya, membantu UMKM memperbaiki packaging-nya, sehingga kualitasnya menjadi lebih baik dan ini harus berkolaborasi dengan kementerian/lembaga yang lain, institusi yang lain, dalam rangka meningkatkan daya saing UMKM kita di pasar global," tuturnya.

Karenanya, Jokowi meminta penyelesaian perundingan dengan negara-negara potensial dipercepat. Ini, sambungnya, menjadi agenda prioritas pemerintah lantaran Indonesia membutuhkan pasar-pasar baru saat pandemi Covid-19.

"Kita telah menyelesaikan IA-CEPA (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement) dengan Australia, dengan Korea, dengan EU (Uni Eropa). Tolong ini Pak Menteri didorong agar juga selesai dan negara-negara lain yang kita belum memiliki CEPA ini segera dirampungkan. Segera diselesaikan," pintanya.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini melanjutkan, implementasi 23 perjanjian perdagangan bilateral dan regional yang sudah diteken pun mesti dimanfaatkan pelaku usaha. Dicontohkannya dengan jeli melihat potensi yang ada di Australia pasca-penandatanganan IA-CEPA.

"Saya kira, yang gede peluangnya adalah otomotif. Pelajari betul pasarnya seperti apa, konsumennya seperti apa, informasikan ke tanah air sehingga kita betul-betul bisa membuka pasar di Australia dan tentu saja produk-produk UMKM yang lainnya yang memiliki opportunity, memiliki peluang. itu perlu dibantu dan didorong dalam rangka meningkatkan nilai ekspor dan diversifikasi produk ke negara mitra dagang kita," urainya.

Mengenai industri manufaktur yang menyerap banyak tenaga kerja, seperti otomotif, elektronik, tekstil, kimia, dan farmasi serta makanan dan minuman (mamin), Jokowi meminta diberikan stimulus, fasilitas ekspor, dan insentif. Tujuannya, memperluas pasar, terutama negara-negara nontradisional.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid