sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kemenperin dorong industri kulit dan alas kaki nasional bersaing di pasar global

Kata Reni, kontribusi industri alas kaki terhadap produk domestik bruto (PDB) mengalami peningkatan.

Gempita Surya
Gempita Surya Minggu, 30 Okt 2022 12:42 WIB
Kemenperin dorong industri kulit dan alas kaki nasional bersaing di pasar global

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong pelaku industri kulit dan alas kaki untuk bersaing di pasar global. Salah satu yakni melalui Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) selaku unit kerja di bawah Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin.

Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita mengungkapkan, BPIPI secara konsisten menggelar berbagai program untuk memperkuat ekosistem industri alas kaki nasional agar lebih berdaya saing global. Terkini, BPIPI mendukung para desainer industri kulit dan alas kaki nasional berpartisipasi dalam pameran internasional Asia Pacific Leather Fair (APLF) yang digelar di Bangkok, Thailand pada 19-21 Oktober 2022.

“BPIPI sebagai mitra penting APLF di Indonesia, bersama dengan Asosiasi Penyamak Kulit Indonesia (APKI) melihat pentingnya penguatan supply chain dalam skala yang lebih besar, yakni ASEAN. Sebagai produsen industri alas kaki terbesar keempat di dunia, Indonesia memainkan peran penting dalam rantai nilai industri kulit dan alas kaki dalam skala global maupun ASEAN,” kata Reni dalam keterangan resmi, Minggu (30/10).

Lebih lanjut, kata Reni, kontribusi industri alas kaki terhadap produk domestik bruto (PDB) mengalami peningkatan. Sepanjang tahun 2021, nilainya meningkat menjadi Rp28,169 triliun dari Rp26,14 triliun pada 2020.

“Ada pun investasi dalam negeri (PMDN) juga terus tumbuh dari Rp394,8 miliar pada tahun 2020 menjadi Rp461,5 miliar pada 2021. Sementara itu, capaian kinerja ekspor industri alas kaki nasional pada 2021 menyentuh Rp6,165 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp4,8 miliar,” ungkap dia.

Menurut Reni, upaya peningkatan kapasitas kelembagaan dan sentra industri perlu terus dilakukan. Di antaranya, membantu industri mengembangkan produk, penguatan industri dan kreativitas, memberikan bantuan informasi pasar, serta membantu promosi dan pemasaran serta penguatan hubungan kemitraan.

Hingga saat ini, lanjut dia, BPIPI mencatat sekitar 16,8% atau 9.633 pelaku IKM telah bermitra dengan industri lain, dan sebagian besar telah mendapatkan manfaat dari kemitraan usaha.

“Kemitraan ini penting untuk menghubungkan IKM alas kaki dengan industri besar, asosiasi dan komunitas, produsen material, organisasi, investor, eksporti, trader dan sebagainya agar IKM terus tumbuh,” jelas Reni.

Sponsored

Diungkapkan Reni, BPIPI bekerja sama dengan APLF dalam gelaran Design of Bag sejak 2018. Kompetisi desain produk tas skala internasional ini melibatkan banyak potensi generasi muda, termasuk dari Indonesia.

Dalam perjalanan kerja sama tersebut, imbuhnya, BPIPI dan APLF juga membuka potensi kemitraan antara industri kulit nasional dan global khususnya ASEAN, yang dapat terlaksana di Bangkok pada tahun ini. Menurut dia, gelaran ini berperan penting untuk mempertemukan desainer dan konsumen secara langsung.

“Event APLF 2022 menjadi penting untuk meningkatkan peran industri hulu dan hilir alas kaki nasional. Bentuk kolaborasi dalam event APLF kedepan akan lebih melibatkan potensi-potensi SDM industri alas kaki nasional dalam skala global,” ungkapnya.

Sebelumnya, APLF juga menyelenggarakan pameran di World Trade Dubai pada 30 Maret-1 April 2022. Dari pameran tersebut, muncul permintaan peserta untuk disediakan lebih banyak buyer dari Asia Tenggara. Akhirnya, penyelenggara memutuskan untuk mengadakan APLF kembali di jantung ASEAN, yakni di Bangkok, Thailand.

Disampaikan Reni, APLF juga mengundang 10 perancang tas lokal dan desainer dari Indonesia untuk menampilkan karya seni unggulan, sekaligus berbagi pemikiran tentang kewirausahaan dan konsep desain.

“APLF ASEAN menjadi tuan rumah pameran kulit lebih dari 200 negara peserta, di antaranya dari Brasil, Perancis, India, Pakistan, Thailand, Vietnam, dan Amerika Serikat, serta  kelompok negara penyamakan kulit besar lainnya seperti Italia,” pungkas Reni.

Berita Lainnya
×
tekid