sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bank Dunia: Kerugian akibat kebakaran hutan Indonesia capai Rp72,95 T

Luas lahan yang terbakar selama Januari-September 2019 mencapai 620.201 hektare atau sembilan kali luas Jakarta.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Rabu, 11 Des 2019 17:37 WIB
Bank Dunia: Kerugian akibat kebakaran hutan Indonesia capai Rp72,95 T

Bank Dunia menyebutkan kebakaran hutan yang terjadi di delapan provinsi Indonesia telah menyebabkan kerugian hingga US$5,2 miliar atau setara Rp72,95 triliun.

Kepala Ekonom Bank Dunia Frederico Gil Sander mengatakan per September 2019, akibat kebakaran hutan setidaknya 900.000 orang melaporkan gangguan pernapasan, 12 bandara tidak beroperasi, dan ratusan sekolah di Indonesia, Malaysia, dan Singapura ditutup akibat kabut asap.

"Secara total, kerugian yang disebabkan kabut asap selama periode Juni-Oktober 2019 diperkirakan mencapai US$5,2 miliar, setara dengan 0,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia," kata Frederico, di Jakarta, Rabu (11/12).

Frederico menjelaskan, tak seperti kebakaran hutan yang terjadi di Amerika Utara, kebakaran hutan hujan di Indonesia disebabkan oleh perbuatan manusia. Kebakaran hutan tersebut pun telah menjadi masalah tahunan sejak 1997.

"Api telah dipertimbangkan menjadi pilihan yang paling murah untuk membuka lahan di antara banyak metode. Atau cara yang paling ampuh untuk mengklaim lahan di area yang mendapatkan pertentangan," ujar Frederico.

Secara total, 44% lahan yang terlahap api tahun ini merupakan lahan gambut. Api yang tersebar di lahan gambut, lanjut Frederico, lebih susah dipadamkan dan melepaskan kabut tebal serta emisi karbon ke atmosfir.

Emisi yang disebabkan akibat api yang membakar lahan gambut di Indonesia tahun ini, jumlahnya diperkirakan dua kali lipat lebih banyak daripada emisi yang disebabkan oleh kebakaran hutan Amazon di Brazil tahun ini.

Pemerintah sendiri, kata Frederico, memperkirakan luas lahan yang terbakar Januari-September 2019 seluas 620.201 hektare (ha) atau sembilan kali luas Jakarta.

Sponsored

"Kebakaran hutan tersebut diperkirakan berpengaruh kerusakan aset hingga US$157 juta atau Rp2,19 triliun dan menyebabkan kerugian ekonomi langsung hingga US$5 miliar atau Rp70 triliun," tuturnya.

Selain itu, laporan Bank Dunia juga menyebutkan kebakaran hutan tersebut menyebabkan turunnya PDB di provinsi terdampak kebakaran hutan dengan kisaran 0,3% hingga 1,5%. Sebab, kebakaran hutan ini menyebabkan turunnya konsumsi masyarakat dan investasi yang masuk ke daerah.
 

Berita Lainnya
×
tekid