sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sukses lewati masa krisis, Kadin puji pemerintah setinggi langit

"Kita melihat dari segi pendapatan saja, pajak kita di tahun lalu itu bisa mencapai di atas 100%."

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Rabu, 03 Agst 2022 13:57 WIB
Sukses lewati masa krisis, Kadin puji pemerintah setinggi langit

Kamar Dagang Industri Indonesia (Kadin) mengapresiasi kinerja pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19, terutama karena dianggap berhasil melewati titik kritisnya. 

Hal ini, menurut Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Fiskal dan Publik, Suryadi Sasmita, menjadikan salah satu faktor kondisi ekonomi Indonesia menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Dicontohkannya dengan realisasi pendapatan negara tahun 2021 mencapai Rp2.003 triliun atau setara 114,9% dari target APBN.

"Ekonomi Indonesia itu terbaik kalau menurut saya di dunia. Kita melihat dari segi pendapatan saja, pajak kita di tahun lalu itu bisa mencapai di atas 100%. Nah, ini menandakan ekonomi kita sudah baik. Pertumbuhan ekonomi kita juga sangat baik sekali," ujarnya dalam "Midyear Economic Outlook Day 2" yang disiarkan secara virtual, Rabu (3/8).

Meski demikian, Suryadi mengingatkan, kondisi ekonomi makro Indonesia masih belum bisa kembali pulih seperti sebelumnya. Namun, pendapatan negara masih bisa disebut lebih baik karena ditopang dengan komoditas ekspor, seperti crude palm oil (CPO), nikel, batu bara, bauksit, dan timah, yang bisa mempertahankan cadangan devisa.

Suryadi menambahkan, pendapatan ekspor dan impor Indonesia surplus cukup besar pada 2021 dan 2022. Sedangkan pada 2023, dirinya menilai, masih bisa tetap maju walau harga sejumlah komoditas turun. Alasannya, permintaan tetap banyak.

Karenanya, Suryadi optimistis dengan pertumbuhan perekonomian Indonesia. Dia lantas mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), di mana perekonomian nasional pada triwulan I-2022 tumbuh 5,01% secara tahunan (yoy). Tren tersebut diklaim bakal terus tumbuh hingga akhir tahun.

"Kalau kita lihat dari negara-negara lain, seperti China hanya 4,8%, Singapura 3,4%, Korea Selatan 3,07%, bahkan Amerika hanya 4,29%, dan Jerman 4%. Jadi, kita, nih, adalah yang terbaik dari beberapa negara," tuturnya.

Di sisi lain, Suryadi menjelaskan, pengusaha harus memiliki kewaspadaan di tengah optimisme tinggi menyusul membaiknya perekonomian nasional. Pangkalnya, ada risiko eksternal, seperti perang geopolitik yang belum terkendali dan wabah penyakit yang tidak pasti.

Sponsored

Adanya kebijakan-kebijakan sensitif yang berpengaruh pada tingkat konsumsi masyarakat, seperti subsidi BBM, bansos, dan upah ketenagakerjaan juga menjadi hal yang harus diwaspadai pengusaha.

"Kepastian berusaha itu kita menginginkan pemerintah itu memberikan banyak insentif-insentif yang diadakan terus hingga tahun depan, terutama untuk masyarakat seperti properti, BBM. Juga jangan dihilangkan subsidinya karena masyarakat daya belinya masih tertekan. Perbankan juga kalau bisa suku bunganya jangan dulu supaya inflasi ini bisa diatur sedemikian rupa," pungkas Suryadi. 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid