sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Luhut: Tata kelola dan manajemen risiko jadi kunci selamat IFG

Keberadaan holding ini, dapat menjadi pemicu munculnya tata kelola dan manajemen risiko yang baik.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Rabu, 28 Apr 2021 14:24 WIB
Luhut: Tata kelola dan manajemen risiko jadi kunci selamat IFG

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyambut baik terbentuknya holding BUMN Perasuransian dan Penjaminan, Indonesia Financial Group (IFG).

Dia berharap, keberadaan holding ini, dapat menjadi pemicu munculnya tata kelola dan manajemen risiko yang baik, sehingga dapat menghindari dari hal-hal yang dapat mengganggu kinerja perusahaan.

"Saya berpesan agar BUMN terus dikelola dengan tata kelola dan risk manajemen yang baik, dengan harapan BUMN tidak dihadapi dengan persoalan-persoalan yang mendera kinerja korporasinya," katanya dalam video conference, Rabu (28/4).

Dengan demikian, dari waktu ke waktu BUMN akan dapat terus memberikan sumbangan yang lebih dalam pembangunan perekonomian dan mendorong pemulihan ekonomi nasional pascapandemi Covid-19.

Keberadaan holding perasuransian ini pun diharapkan dapat menjadi pemicu peningkatan dividen yang berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia, dan bermuara pada penciptaan lapangan kerja, memberikan kontribusi pajak, dan menjadi pionir dalam sektor-sektor strategis.

"Penguatan aspek tata kelola dan risk management pada ujungnya diharapkan memberikan profitabilitas yang sehat (bagi korporasi)," ujarnya.

Selain itu, tata kelola yang baik tersebut, harus didasarkan pada budaya akhlak di perusahaan, yang kemudian menjadi pedoman bagi dewan direksi, komisaris, dan karyawan dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam mengelola BUMN. 

Menurutnya, salah satu wujud dari peran aktif IFG dalam mendorong pemulihan perekonomian di Indonesia akibat pandemi Covid-19 adalah melalui Askrindo dan Jamkrindo yang memberikan penjaminan kredit bagi UMKM agar dapat menjalankan usahanya kembali. 

Sponsored

"Di lingkungan IFG peran aktif tersebut dilakukan melalui Askrindo dan Jamkrindo yang memberikan penjaminan kredit UMKM dan pemberian tersebut untuk memastikan UMKM dapat menjalankan usaha dalam kondisi pandemi ini," ucapnya.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, holdingisasi perusahaan asuransi pelat merah dalam wujud IFG ini merupakan salah satu cara untuk mentransformasi BUMN agar lebih berdaya saing secara global.

Pasalnya, hanya ada satu cara untuk meningkatkan skala bisnis BUMN agar lebih maju dan kuat, yaitu dengan melakukan transformasi tata kelola perusahaan dan sumber daya manusianya.

"Ini merupakan pembenahan sektoral secara komprehensif untuk transformasi industri jasa keuangan yang profesional, kuat, dipercaya masyarakat, dan mengikuti perkembangan zaman yang berdaya saing global," ujar Erick.

IFG sendiri sebagai induk holding melingkupi sembilan perusahaan, dengan total aset konsolidasi Rp72,5 triliun. Kesembilan perusahaan tersebut adalah PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Bahana TCW Investment Management, PT Bahana Artha Ventura, PT Jasa Raharja, PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Bahana Sekuritas, PT Bahana Kapital Investa dan PT Grahaniaga Tata Utama.

Berita Lainnya
×
tekid