Masinton pertanyakan utang luar negeri Rp234 M pada BPKP: Ngawasi kok pakai ngutang?
"Bagaimana kita mau mengawasi secara efektif [jika] sumber pembiayaan itu dari kita ngutang?"

Anggota Komisi XI DPR, Masinton Pasaribu, menyangsikan efektivitas kinerja Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Pangkalnya, dana operasionalnya berasal dari utang.
"Kita ngawasi, kok, pakai ngutang gitu, kan? Bagaimana kita mau mengawasi secara efektif [jika] sumber pembiayaan itu dari kita ngutang?" ucapnya.
Diketahui, pagu indikatif BPKP sebagai usulan awal rancangan anggaran pendapatan belanja dan negara (RAPBN) 2024 sekitar Rp2,161 triliun. Sebanyak Rp1,852 triliun di antaranya berasal dari rupiah murni, pinjaman luar negeri Rp234 miliar, pendapatan negara bukan pajak (BNPB) Rp65,024 miliar, dan hibah luar negeri Rp9,907 miliar.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini pun mempertanyakan asal utang tersebut. Pangkalnya, dikhawatirkan menambah jumlah utang luar negeri Indonesia.
"Ini pinjaman luar negeri ini berasal dari negara mana atau lembaga donor mana? Dan peruntukannya apa?" tanya Masinton, melansir situs web DPR.
Pada kesempatan sama, Sekretaris Utama BPKP, Ernadhi Sudarmanto, menuampaikan, pihaknya menerima bantuan dari Asian Development Bank (ADB) sebesar US$90 juta dan hibah luar negeri dari World Bank US$1.500 pada 2014. Adapun bantuan ABD itu termasuk pinjaman luar negeri Rp234 miliar pada pagu indikatif RAPBN 2024.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Mewujudkan e-commerce inklusif bagi penyandang disabilitas
Kamis, 30 Nov 2023 16:09 WIB
Potret kebijakan stunting dan pertaruhan Indonesia Emas 2045
Senin, 27 Nov 2023 16:01 WIB