sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mengecap manisnya bisnis brownies di tengah pandemi

Penjualan secara online membuat jangkauan pemasaran brownies semakin luas.

Nurul Nur Azizah
Nurul Nur Azizah Kamis, 25 Feb 2021 11:55 WIB
Mengecap manisnya bisnis brownies di tengah pandemi

Brownies menjadi kudapan yang tak luput disajikan dalam berbagai aktivitas di keluarga Irvan (42). Kue cokelat bantat itu dinikmati kala bersantai, kumpul-kumpul, atau menjadi hadiah untuk orang terkasih. 

Lelaki dua anak tersebut mengaku brownies memang memiliki keistimewaan tersendiri. Selain cita rasanya yang lezat, harganya yang relatif terjangkau pun menjadi pertimbangan.  
Apalagi dewasa ini pembelian brownies relatif lebih mudah dengan menjamurnya marketplace.

Ya, camilan asal Amerika Serikat ini mulai banyak dijual secara online. Dengan begitu, pembeli pun tak perlu repot berkunjung ke gerai bakery. Konsumen bisa memesan kapan pun dan di mana pun.

“Selama pandemi ini lebih rutin pesan, karena tanpa keluar rumah sudah bisa pesan via online. Banyak paket-paket promo juga kalau rajin beli,” ujar Irvan ketika berbincang dengan Alinea.id di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (18/2). 

Irvan paling menggemari brownies yang dipanggang dengan tekstur yang renyah di luar, namun lumer ketika digigit. Namun terkadang, ia juga memesan varian brownies kukus.

Topping almond paling suka atau pakai buah-buahan kayak anggur kering,” katanya. 

 

Sponsored

 

Sebagaimana Irvan, Siska (28) juga menggemari brownies sebagai camilan saat bersantai atau berkumpul dengan teman-temannya. Menurutnya, selain bisa membeli langsung ke gerai brownies terdekat, ia juga biasa membeli secara online via marketplace atau aplikasi online

Perempuan yang berdomisili di Jakarta ini, menyukai brownies kukus aneka varian mulai dari cokelat, ketan hitam, hingga pandan.

“Biasanya dimakan kalau ada yang berkunjung di rumah atau kirim ke teman via online sudah mudah banget,” ujar Siska kepada Alinea.id, Rabu (17/2). 

Siska mengatakan, paling tidak dua minggu atau sebulan sekali dirinya membeli brownies yang dibanderol seharga puluhan ribu rupiah itu.

Pengusaha brownies tak kehabisan akal

Pandemi Covid-19 memacu para pelaku bisnis untuk bisa lebih kreatif. Tak terkecuali, usaha kuliner panganan manis seperti brownies. Arlene Natasha, pemilik usaha 96 Bakery di Kota Medan, Sumatera Utara, misalnya. 

Mayoritas aktivitas penjualannya kini dilakukan secara online. Baik melalui aplikasi transportasi daring, pemesanan online ke toko hingga membuka lapak di marketplace Tokopedia. 

“Omzet sekarang ada Rp10 juta lebih per hari. Dengan 20 karyawan,” ujar Arlene saat berbincang secara online dengan Alinea.id, Senin (22/2).  Setiap bulannya, Arlene mengaku mendapatkan rata-rata 30-40 pesanan melalui Tokopedia.

Arlene menceritakan bisnisnya bermula sejak ia menjadi siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Sementara keterampilannya meracik kue dia dapatkan dari kebiasaannya menjajal resep bersama sang kakak sejak bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). 

“Karena enggak semua kue dimakan, lalu dibagi-bagi. Banyak yang suka, terus seiring berjalannya waktu saya pikir, kenapa enggak jualan saja,” katanya. 

Sambil terus belajar ilmu pastry secara autodidak, dia pun memberanikan diri menjajakan browniesnya lewat media sosial Instagram. Namun, Arlene cukup kerepotan mengingat dirinya masih bersekolah. Dia pun mengaku pernah maju-mundur untuk berjualan. 

“Sempat on-off juga, karena bagaimana mau fokus ke sekolah kalau sambil jualan. Tapi kemudian saya mulai lagi di 2017,” katanya. 

Kali ini, ia pun semakin gencar mempromosikan brownies buatannya melalui media sosial. Di tahun yang sama pula, Arlene akhirnya membuka toko fisik 96 Bakery di Medan karena tingginya permintaan.

Selain brownies original yang menjadi andalan, kini 96 Bakery juga menyuguhkan beragam menu lain. Misalnya Bomboloni aneka varian yang juga banyak diminati. Pembelinya pun bukan hanya datang dari sekitar Medan, namun juga dari luar kota seperti Jakarta. 

 

 

Hal itu menjadi pemantik semangat Arlene untuk memperluas jangkauan pasarnya dengan berjualan secara online. Selain menjual dari akun media sosial dan bermitra dengan aplikasi transportasi daring, enam bulan terakhir dia mulai berjualan di Tokopedia. 

Walau sempat menunda rencananya untuk membuka cabang di Jakarta karena pandemi ini, Arlene tak kehabisan akal untuk bisa menjangkau konsumennya di luar Medan. Melalui Tokopedia penundaan pembukaan cabang di Jakarta tidak menjadi masalah karena pangsa pasarnya kini sudah bisa diakses lewat Tokopedia.

Dalam kurun waktu singkat Arlene memperkirakan penjualannya di Tokopedia bisa terus meningkat seiring semakin dikenalnya 96 Bakery. Apalagi, teknologi digital yang tak terbatas semakin mendukung pemasaran yang meluas.

Benefit-nya, customer sering bebas ongkir. Jadi, semakin banyak yang tertarik karena banyak voucher-vouchernya. Kadang customer Medan pun, beli dari Tokopedia supaya dapat cashback juga,” imbuhnya. 

Memang, berjualan secara online termasuk lewat Tokopedia bukanlah tanpa tantangan. Bagi Arlene, pelayanan optimal terhadap pelanggan menjadi tantangan tersendiri. Misalnya dengan berkomunikasi hingga menangani keluhan pelanggan.

Selain itu, dia pun terus berbenah untuk meningkatkan pelayanan ke luar kota. Pasalnya, produk bakery buatannya diproses tanpa bahan pengawet. Karenanya, perlu upaya ekstra untuk bisa menjaga kesegaran produk agar tidak mengecewakan pelanggan. Meski demikian, menurut Arlene, brownies 96 Bakery bisa tahan 3-5 hari.

“Kami juga menerapkan strategi lain, yaitu terus membuat menu-menu baru. Kami coba mengikuti yang lagi nge-tren,” katanya. 

Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia. (Sumber: Pusat Data Akumindo).
Tahun Jumlah UMKM Transaksi Produk Domestik Bruto (PDB) Tenaga kerja
2018 60 juta Rp8.573,9 triliun 57,8% 91%
2019 63 juta Rp8.400 triliun 60,3% 96%
2020 34 juta Rp4.235 triliun 37,3% 73%

Menyoal tren bisnis pastry, Putri Miranti sebagai Pastry Chef mengatakan masa pandemi ini memang tak dimungkiri memacu banyak orang untuk lebih kreatif menemukan passion barunya. Salah satunya di dunia pastry dan baking, sehingga trennya kian meningkat.

“Dan brownies tentunya yang paling banyak mendapat perhatian sebagai entry level baker karena bisa dibilang kue yang paling mudah dibuat,” ujar Chef Putri kepada Alinea.id, Kamis (18/2). 

Putri mengatakan kemudahan dalam membuat brownies ini bisa dilihat dari penggunaan alat-alat memasaknya yang sederhana. Bahan baku serta rasanya juga bisa divariasikan. Begitu juga dengan teknik pembuatan yang beragam, yakni bisa dipanggang atau dikukus.

“Banyak diminati juga karena rasanya nyaman,” imbuhnya. 

Chef Putri menekankan agar para pebisnis brownies terus berinovasi dan menjaga kualitas. Selain itu, produsen perlu menjaga loyalitas pelanggan dengan kejujuran dan keunikan produk. 

“Punya ciri khas dan jujur sama customer,” ujarnya. 

 


 

Berita Lainnya
×
tekid