sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

OJK perkirakan laba perbankan turun hingga 40% di akhir tahun

Pandemi telah membuat pertumbuhan kredit dan laba perbankan berjalan melambat.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Rabu, 02 Sep 2020 13:53 WIB
OJK perkirakan laba perbankan turun hingga 40% di akhir tahun

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat hingga semester I-2020, pandemi Covid-19 berdampak pada kinerja perbankan secara keseluruhan. Pandemi telah membuat pertumbuhan kredit dan laba perbankan berjalan melambat.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, pada kuartal II-2020 laba sebelum pajak perbankan mengalami penurunan 19,8% secara tahunan (year-on-year/yoy). Penurunan laba tersebut diakibatkan banyaknya kredit yang direstrukturisasi perbankan dan menyebabkan pendapatan bank menjadi turun.

"Kami perkirakan hingga akhir tahun laba perbankan bisa turun 30% sampai 40%. Kami sudah bicara dengan beberapa direktur utama (bank), memang penurunan laba tidak bisa kita hindari," kata Wimboh dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, Rabu (2/9).

Namun masih ada harapan dalam industri perbankan karena perbankan masih mencatatkan keuntungan dalam kondisi pandemi.

Berdasarkan catatan Alinea.id, tujuh bank BUKU IV masih mencatatkan laba bersih, meskipun mengalami penurunan pada semester I-2020, dibanding dengan periode yang sama tahun lalu.

Penurunan terdalam dialami PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) yang baru menjadi bank BUKU IV pada Juni. Laba bersih BDMN tercatat turun sebesar 53,4% menjadi Rp845 miliar, dari Rp1,81 triliun YoY.

Kemudian, laba bersih PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) tercatat turun 41,6% menjadi Rp4,46 triliun dari Rp7,63 triliun YoY. Lalu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencatat penurunan laba bersih sedalam 36,88% menjadi Rp10,18 triliun, dari Rp16,13 triliun YoY.

Selanjutnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencatatkan penurunan laba bersih 23,9% menjadi Rp10,2 triliun, dari Rp13,53 triliun secara tahunan. Kemudian PT Bank Pan Indonesia Tbk. (PNBN) mencatatkan penurunan laba bersih 18,49% dari Rp1,59 triliun pada semester I-2019, menjadi Rp1,29 triliun pada semester I-2020.

Sponsored

Lalu laba bersih PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) juga tercatat turun 11,2% menjadi Rp1,74 triliun, dari Rp1,96 triliun YoY. Terakhir, laba bersih milik PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga tercatat turun 4,8% menjadi Rp12,2 triliun, dari Rp12,8 triliun YoY.

Kredit alami perbaikan pada Juli 2020

Wimboh menyampaikan, indikator di sektor keuangan tercatat masih tumbuh dengan baik. Sebab, OJK mencatat kredit pada Juli 2020 tumbuh menjadi 1,53% dibandingkan dengan Juni sebesar 1,4%.

"Jadi sudah ada tanda-tanda perbaikan dari indikator kredit ini. Jadi kita bisa sedikit agak optimis pertumbuhan ekonomi ke depan akan membaik. Tinggal bagaimana mempercepat permintaan kredit bisa lebih cepat lagi," ujar Wimboh.

Pertumbuhan kredit ini didorong oleh pertumbuhan kredit pada Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang naik 3,36% pada Juli 2020. Kredit Bank Pembangunan Daerah (BPD) juga tercatat naik 8,32%. Meskipun tinggi, pertumbuhan kredit di BPD belum bisa mengangkat pertumbuhan kredit secara nasional.

"Namun, pertumbuhan kredit di bank umum swasta hanya 0,91%. Pertumbuhan kredit di bank swasta memang belum terlihat, apalagi pertumbuhan kredit di bank swasta milik asing tercatat masih mengalami kontraksi. Ini tugas kami mengkomunikasikan kenapa belum confident," tuturnya.

Sementara itu rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) juga tercatat naik dari 3,11% pada Juni, menjadi 3,22% pada Juli. Namun, permodalan perbankan tercatat cukup kuat dengan capital adequacy ratio (CAR) berada di posisi 22,55%.

"Permodalan perbankan cukup kuat sekitar 23% dan ini cukup mendorong pertumbuhan kredit yang cukup besar. Sehingga dari permodalan dan likuiditas perbankan kita tidak ada masalah," ucapnya.

Berita Lainnya
×
tekid