sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pasar tunggu kebijakan ekonomi Kabinet Indonesia Maju

Komposisi menteri yang mayoritas profesional akan memudahkan pengambilan keputusan.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Kamis, 24 Okt 2019 16:37 WIB
Pasar tunggu kebijakan ekonomi Kabinet Indonesia Maju

Presiden Joko Widodo telah mengumumkan susunan kabinet baru Indonesia Maju pada Rabu (23/10). Beberapa menteri lama masih dipertahankan meski mayoritas adalah nama-nama baru, baik dari kalangan professional maupun partai politik (parpol).

Kepala Riset Bahana Sekuritas Lucky Ariesandi mengatakan, mayoritas kementerian yang dipegang oleh profesional akan semakin memudahkan gerak pemerintah dalam mengambil keputusan. Terutama, perumusan kebijakan atau undang-undang.

"Sebenarnya pasar tidak sekedar melihat sosok yang dipilih, namun lebih menantikan kebijakan yang akan diambil dalam waktu dekat. Di mana, kesinambungan kebijakan dengan kebijakan pendahulu akan berdampak positif pada pasar," kata Lucky dalam keterangan tertulisnya, Kamis (24/10).

Lucky melihat, dengan posisi kabinet yang lebih seimbang antara profesional dan parpol, upaya pemerintah untuk mendorong masuknya investasi harusnya lebih sukses. Terutama, lanjut Lucky, dengan adanya rancangan undang-undang (RUU) prioritas yang menyangkut perpajakan, minerba, dan ketenagakerjaan.

Lucky melanjutkan, melalui koalisi gemuk yang ada di parlemen saat ini, upaya untuk mendapatkan persetujuan dari parlemen diharapkan tidak memakan waktu yang lama.

"Kami melihat minat investor asing untuk masuk ke portfolio saham dan surat berharga negara masih cukup tinggi. Dengan yield yang ditawarkan lebih tinggi dibandingkan negara lainnya, sehingga masih ada ruang bagi rupiah dan indeks saham untuk menguat," tutur Lucky.

Sebagai informasi, imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) bertenor 10 tahun adalah sebesar 7,13%. Yield Indonesia masih lebih menarik dibandingkan dengan negara sejenis yang sama-sama memiliki rating BBB dari Standard and Poor's (S&P), seperti Italia dan Hungaria.

Berdasarkan data dari tradingeconomics.com, yield SBN bertenor 10 tahun milik Italia adalah sebesar 1,04%. Sementara, yield SBN milik Hugaria dengan tenor 10 tahun adalah sebesar 2,08%.

Sponsored

Bahana pun memprediksi IHSG akan berada pada kisaran level 6.300 hingga akhir tahun ini. Kemudian, untuk yield SBN bertenor 10 tahun berpeluang berada dalam rentang 6,8%-7% yang dipicu oleh arus masuk modal asing, yang juga berpotensi memperkuat rupiah menguat di bawah 14.000-an.
 

Berita Lainnya
×
tekid