close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Air India. Foto: Wikipedia
icon caption
Air India. Foto: Wikipedia
Bisnis
Kamis, 19 Juni 2025 10:36

Pascatragedi, Air India akan memangkas penerbangan internasionalnya

Sebelumnya pada hari Rabu, Ketua Air India N. Chandrasekaran mengatakan bahwa penerbangan yang jatuh itu memiliki riwayat mesin yang bersih.
swipe

Air India akan memangkas operasi internasional pada pesawat berbadan lebarnya sebesar 15 persen selama beberapa minggu ke depan. Perusahaan beralasan langkah itu terkait inspeksi keselamatan yang sedang berlangsung dan gangguan operasional menyusul kecelakaan mematikan salah satu Boeing 787 Dreamliners miliknya minggu lalu.

Pihak berwenang terus menyelidiki kecelakaan penerbangan AI171, yang menewaskan 241 orang dan menandai bencana penerbangan paling mematikan di dunia dalam satu dekade.

Maskapai penerbangan tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa inspeksi telah diselesaikan pada 26 dari 33 pesawat Boeing 787-8 dan 787-9 miliknya, dan 26 pesawat tersebut telah diizinkan untuk beroperasi.

Pemangkasan tersebut, yang berlaku hingga setidaknya pertengahan Juli, dilaksanakan "untuk memastikan stabilitas operasi, efisiensi yang lebih baik, dan meminimalkan ketidaknyamanan bagi penumpang," kata maskapai milik Tata Group tersebut.

Pesawat yang tersisa akan diperiksa dalam beberapa hari mendatang dan pemeriksaan tambahan juga direncanakan untuk armada Boeing 777-nya, tambah Air India.

Penerbangan AI171, yang menuju Bandara Gatwick London, jatuh tak lama setelah lepas landas dari Ahmedabad, menewaskan semua kecuali satu orang di dalamnya dan sekitar 30 orang di darat.

Sebelumnya pada hari Rabu, Ketua Air India N. Chandrasekaran mengatakan bahwa penerbangan yang jatuh itu memiliki riwayat mesin yang bersih.

Dalam sebuah wawancara dengan penyiar India Times Now, Chandrasekaran mengatakan bahwa mesin kanan Air India penerbangan 171 baru dan dipasang pada Maret 2025, dan bahwa mesin kiri terakhir diservis pada tahun 2023.

Dreamliner dilengkapi dengan mesin GEnx milik GE Aerospace.

Air India juga mengutip ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan "jam malam di banyak wilayah udara Eropa dan Asia Timur" sebagai faktor penyebab pembatalan penerbangan, yang jumlahnya mencapai 83 selama enam hari terakhir. (indiatoday)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan