sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Perang dagang AS-Turki, rupiah tembus Rp14.615 per dollar

Yahoo finance mencatat, hingga pukul 14.00 WIB, US$ diperdagangkan dikisaran  Rp14.468-14.615.

Cantika Adinda Putri Noveria
Cantika Adinda Putri Noveria Senin, 13 Agst 2018 13:56 WIB
Perang dagang AS-Turki, rupiah tembus Rp14.615 per dollar

Nilai tukar mata uang Rupiah tembus ke level terendah, yakni mencapai Rp14.615 per Dollar AS. Berdasarkan data yahoo finance, Rupiah dibuka di level Rp14.468 per dollar AS. Tetapi tidak lama berselang US$, menguat menjadi Rp14.605.

Yahoo finance mencatat, hingga pukul 14.00 WIB, US$ diperdagangkan dikisaran Rp14.468-14.615.

Sementara data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang diterbitkan Bank Indonesia, menunjukkan, pada Senin (13/8), nilai US$ berada dilevel Rp14.583. Padahal pada 10 Agustus nilai tukar US$ hanya dilevel Rp14.437.

Menanggapi itu, Menteri Koordinator Bidang Perkonomian, Darmin Nasution, mengatakan, pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap US$ merupakan dampak perang dagang antara Amerika Serikat dengan Turki. "Dampaknya bukan hanya kepada Rupiah. Tetapi juga ke mata uang negara berkembang lainnya," jelas dia kepada wartawan, Senin (13/8).

Oleh karena itu, ada baiknya kondisi itu, tidak ditanggapi terlalu berlebihan. Turki sendiri merupakan salah satu negara yang mata uangnya mengalami depresiasi paling besar, disusul Rusia dan Brazil. 

Hubungan Turki dan AS sedang mengalami pasang surut menyusul sanksi Gedung Putih terhadap Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu dan Menteri Hukum Abdulhamit Gul. Keduanya menolak membebaskan Pastor AS Andrew Brunson yang tersangkut kasus terorisme di Turki.

Presiden Trump, Jumat (10/8), meningkatkan serangannya terhadap Ankara dengan menaikkan tarif impor AS terhadap produk aluminium dan baja Turki masing-masing menjadi 20% dan 50%.

Menanggapi keputusan Trump yang dicapnya sebagai deklarasi "perang ekonomi" ini, Presiden Erdogan menegaskan, tidak akan menyerah pada tekanan AS. Sebaliknya, Turki akan berpaling ke pasar, mitra, dan sekutu baru.

Sponsored

"Kami akan terus berproduksi dan meningkatkan ekspor kami. Turki akan meladeni keputusan AS ini," katanya.

Berita Lainnya
×
tekid