Pertumbuhan ekonomi 2018 pada kisaran 5,1%-5,15%
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian optimis pertumbuhan ekonomi 2018 sebesar 5,1%-5,2%

Pertumbuhan ekonomi pada 2018 diperkirakan berada pada kisaran 5,1% sampai 5,15%, yang masih didominasi sektor konsumsi dan investasi.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir optimis pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 bisa mencapai pada kisaran 5,1% sampai 5,2%.
Pertimbangannya, sampai pada kuartal III-2018 saja, realisasi pertumbuhan ekonomi sudah mencapai 5,17% dan investasi sebesar 6,97%.
"Kalau ekspor mesti di net kan dengan impor yang hasilnya mendekati 0. Maka saya memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2018 pada kisaran 5,1% sampai 5,2%," ujar Iskandar kepada Alinea.id, melalui pesan singkatnya, Senin (4/2).
Tahun ini, Iskandar meyakini, pertumbuhan ekonomi akan lebih baik seiring dengan adanya pesta demokrasi pileg dan pilpres yang berlangsung pada kuartal I-2019. Itulah sebabnya Iskandar memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini akan berada di kisaran 5,1% sampai 5,3%.
Sementara itu, Ekonom Insitute For Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira memprediksi, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 mencapai 5,15%.
Pertumbuhan ekonomi pada 2018 masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh dikisaran 5%.
"Sementara itu, belanja pemerintah meskipun prosinya hanya 9,5% sampai 10% dari PDB menjadi penopang utang sepanjang 2018. Belanja infrastruktur, belanja sosial PKH, dana desa serta belanja persiapan pemilu diharapkan menjadi support pertumbuhan ekonomi," kata dia kepada Alinea.id, Senin (4/1).
Tantangannya, lanjut dia, ada pada komponen net ekspor yang melemah akibat efek perang dagang, penurunann harga komoditas perkebunan, dan tingginya impor BBM.
Seperti diketahui, nilai ekspor pada November dan Desember 2018 mengalami penurunan dibandingkan dengan Oktober 2018.
Pada Desember 2018, nilai ekspor hanya tumbuh US$4,18 miliar atau melambat dibandingkan dengan Desember 2017 yang mencapai US$14,86 miliar.
"Kinerja investasi pun sulit untuk diandalkan, karena data realisasi investasi hanya tumbuh 4,1% (yoy) sepanjang 2018," tukas Bhima.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Bailout SVB dan pendanaan startup yang kian selektif
Sabtu, 25 Mar 2023 16:05 WIB
Jerat narkotika di kalangan remaja
Jumat, 24 Mar 2023 06:10 WIB