sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PLN sebut waralaba PSKLU jadi ladang bisnis baru UMKM, prospektif?

Hingga kini, PLN telah membangun 616 SPKLU di 237 lokasi se-Indonesia.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Minggu, 28 Mei 2023 13:56 WIB
PLN sebut waralaba PSKLU jadi ladang bisnis baru UMKM, prospektif?

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN telah membangun 616 stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di 237 lokasi se-Indonesia. Fasilitas ini untuk menunjang ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air.

"Masyarakat tidak perlu khawatir terkait ketersediaan infrastruktur pengisian daya untuk kendaraan listrik guna mendukung ekosistem kendaraan listrik," kata Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dalam keterangannya, Minggu (28/5).

Ia bahkan mengklaim, waralaba (franchise) SPKLU menarik minat pengusaha mal, perkantoran, hingga warung makan. Dengan demikian, menjadi ladang ladang bisnis baru bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Dicontohkannya dengan pemilik warung ayam goreng Gringging Lombok, Kota Surabaya, Steven. Sejak merintis pada April 2023, sudah 87 kendaraan listrik mengisi daya di SPKLU miliknya.

Menurut Darmawan, ramainya pengunjung tidak lepas dari lokasi strategi warung ayam Steven. Tempatnya terletak di jalan utama dari Solo hingga Banyuwangi serta dilintasi kendaraan.

Lebih jauh, dia memproyeksikan pengguna kendaraan listrik di Indonesia akan semakin marak ke depannya. Sebab, lebih ramah lingkungan daripada kendaraan berbahan bakar minyak (BBM).

Darmawan menyebut 1 liter BBM setara 1,5 kilowatt hour (kWh) listrik. Adapun emisi karbon yang dihasilkan dari tiap 1 liter BBM setara 2,4 kg CO2e, sedangkan 1,5 kWh listrik hanya 1,5 kg CO2e.

"Pada kondisi saat ini, menggunakan kendaraan listrik sudah mampu mengurangi emisi lebih dari 35%. Seiring dengan pembangkit PLN yang menuju ke EBT (energi baru terbarukan), maka ke depan, kendaraan listrik emisinya akan nol," ucapnya.

Sponsored

Selain itu, kendaraan listrik pun lebih hemat daripada kendaraan BBM. Sebagai gambaran, mobil dengan energi konvensional menghabiskan 1 liter BBM per 10 km, sedangkan mobil litrik hanya 1,5 kWh.

"Dengan asumsi tarif listrik sebesar Rp1.699,53 per kWh, hanya diperlukan biaya sekitar Rp2.500 untuk mobil listrik dan sekitar Rp13.000 untuk mobil BBM dalam menempuh jarak 10 km. Dengan begitu, biaya operasional menggunakan mobil listrik tidak sampai 20 persen dari biaya menggunakan mobil BBM," tuturnya.

Pemeliharaan mobil listrik pun lebih efisien dibandingkan mobil BBM. Alasannya, mobil listrik tak menggunakan oli mesin, yang penggantiannya pada mobil BBM dilakukan per 10.000 km dengan biaya di atas Rp1 juta.

Berita Lainnya
×
tekid