sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ramai #uninstallbukalapak, CEO Bukalapak minta maaf ke pendukung Jokowi

Jagat twitter tiba-tiba diramaikan dengan tanda pagar #uninstallbukalapak lantaran sebagai respons pernyataan CEO Achmad Zaky.

Sukirno
Sukirno Kamis, 14 Feb 2019 23:04 WIB
Ramai #uninstallbukalapak, CEO Bukalapak minta maaf ke pendukung Jokowi

Jagat twitter tiba-tiba diramaikan dengan tanda pagar #uninstallbukalapak lantaran sebagai respons pernyataan CEO Achmad Zaky.

Pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) Bukalapak Achmad Zaky harus meminta maaf terutama kepada para pendukung Joko Widodo. 

"Mohon maaf jika ada yang kurang sesuai kata-kata saya jadi missperception. Saya kenal Pak Jokowi orang baik, bahkan sudah saya anggap seperti ayah sendiri," tulisnya melalui akun twitter terverifikasi @achmadzaky pada Kamis (14/2) malam.

Zaky mengaku kaget setelah tweet yang ditulisnya viral dan menjadi trending topic nomor 1 di Indonesia. Dia pun menjelaskan maksud dari tweet-nya tersebut. 

Presiden baru yang dimaksud oleh alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) itu adalah siapapun yang kelak terpilih, bisa Jokowi maupun Prabowo Subianto. 

Dia menginginkan agar dana penelitian dan pengembangan (research and development/R&D) teknologi ditingkatkan oleh presiden baru kelak. Pria kelahiran 32 tahun lalu itu ingin menyampaikan fakta bahwa dalam 20-50 tahun ke depan, Indonesia perlu investasi di bidang riset serta sumber daya manusia (SDM) kelas tinggi agar tak kalah dari negara lain.

Menurutnya, kebijakan serta dukungan pemerintah Indonesia selama ini terbilang sangat memberikan semangat kepada para pelaku e-commerce. Dia berharap, industri teknologi dan berbasis pengetahuan dapat semakin maju di masa depan.

"R&D adalah single pembeda negara maju dan miskin. Kalau enggak kuat di R&D, kita akan perang harga terus. Negara maju masuk di perang inovasi. Negara miskin masuk di perang harga," kicaunya.

Sponsored

Sebelumnya, Achmad Zaky membandingkan soal anggaran R&D Indonesia dengan negara-negara lain di dunia. Tulisan yang dikicaukan pada Rabu (13/2) itu kini telah dihapus oleh Zaky.

Dia menguraikan anggaran R&D pada 2016 tertinggi adalah Amerika Serikat (nomor 1 senilai US$511 miliar), disusul China (nomor 2 senilai US$451 miliar), Jepang (nomor 3 senilai US$165 miliar), Jerman (nomor 4 senilai US$118 miliar), dan Korea Selatan (nomor 5 senilai US$91 miliar).

Selanjutnya Taiwan (nomor 11 senilai US$33 miliar), Australia (nomor 14 senilai US$23 miliar), Malaysia (nomor 24 senilai US$10 miliar), Singapura (nomor 25 senilai US$10 miliar), dan Indonesia (nomor 43 senilai US$2 miliar).

"Omong kosong industri 4.0 kalau budget R&D negara kita kaya gini (2016 in USD). Mudah-mudahan presiden baru bisa naikin," tulisnya.

Tangkapan layar cuitan CEO Bukalapak Achmad Zaky

Berita Lainnya
×
tekid