sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Realisasi belanja negara baru terserap 61,6% hingga September 2022

Anggaran tersebut dimanfaatkan untuk penyaluran berbagai bantuan sosial dan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) kepada masyarakat.

Yohanes Robert
Yohanes Robert Jumat, 21 Okt 2022 18:25 WIB
Realisasi belanja negara baru terserap 61,6% hingga September 2022

Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sudah berperan positif dalam menjaga perekonomian Indonesia di tengah guncangan ekonomi global saat ini. Dia mengatakan, belanja negara hingga akhir September telah terealisasikan sebanyak Rp1,913,9 triliun.

“Ini artinya sudah membelanjakan 61,6% dari APBN berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2022,” ujarnya dalam konferensi pers ABPN kita secara virtual, Jumat (21/10).

Sri Mulyani menyebutkan, belanja kementerian dan lembaga (K/L) baru terealisasi Rp674,4 triliun atau 71,3% terhadap APBN. Anggaran tersebut dimanfaatkan untuk penyaluran berbagai bantuan sosial dan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) kepada masyarakat. Kemudian anggaran belanja K/L dialokasikan untuk pengadaan peralatan, seperti mesin, jalan, jaringan, dan irigasi.

Anggaran belanja K/L juga meliputi pendanaan belanja pegawai termasuk tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13 para aparatur sipil negara (ASN). Lalu pemanfaatan untuk kegiatan operasional K/L.

Sementara itu, anggaran untuk belanja non-K/L baru mencapai Rp686,8 triliun atau 50,7% terhadap APBN. Sri mengatakan, dana ini utamanya akan digunakan untuk penyaluran subsidi, kompensasi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik, pembayar pensiun, serta jaminan kesehatan ASN.

Lalu anggaran belanja negara berupa transfer ke daerah (TKD) sudah terserap sebesar Rp552,6 triliun atau 68,7% dari total APBN. Dia menjelaskan bahwa sebagian besar jenis TKD mengalami kenaikan kinerja penyaluran yang disebabkan oleh kepatuhan pemerintah daerah (pemda) yang lebih baik.

Terakhir adalah belanja negara berupa pembiayaan investasi yang mencapai Rp60 triliun. Anggaran itu akan digunakan terutama untuk pembiayaan investasi pada klaster infrastruktur mendukung belanja modal K/L. 

“Khususnya dalam penyelesaian proyek strategis nasional dan pembiayaan sektor perumahan,” ucap Sri Mulyani.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid