sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Rupiah melemah karena fundamental

Tingginya defisit neraca perdagangan dan current account defisit (CAD) kuartal II-2018 menyebabkan semakin menurunnya nilai tukar rupiah.

Laila Ramdhini
Laila Ramdhini Senin, 13 Agst 2018 17:58 WIB
Rupiah melemah karena fundamental

Depresiasi rupiah ke level Rp 14.600 per dollar Amerika Serikat (AS) dipicu faktor fundamental perekonomian dalam negeri. Tingginya defisit neraca perdagangan dan current account defisit (CAD) pada kuartal II-2018 menyebabkan semakin menurunnya nilai tukar rupiah tersebut.

"Ada faktor fundamental yang mendapatkan tekanan dari defisit neraca perdagangan dan pembayaran, itu memang modal utamanya dulu. Respons terhadap kondisi politik pasti ada dan memengaruhi sektor keuangan, tetapi respons dari sisi politik itu tidak bisa dibaca permanen," kata Direktur Eksekutif Institute of Development for Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati, dalam diskusi INDEF di Jakarta, Senin (13/8).

Faktor politik berupa penetapan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang terjadi akhir pekan lalu, ternyata tidak mampu mendongkrak nilai rupiah. "Jangka pendek tentunya tidak bisa dilepaskan dari respons peristiwa politik. Tetapi peristiwa politik ini hanya temporary," kata Enny

Tekanan terhadap CAD, neraca perdagangan, dan neraca pembayaran diproyeksikan terus bertahan hingga akhir 2018. Pasalnya, pada periode tersebut ada kebutuhan utama yang mesti diselesaikan untuk transfer devisa. Baik itu untuk dividen, membayar upah tenaga kerja asing serta untuk memenuhi kebutuhan impor.

Dengan begitu, tekanan bisa dikalkulasi pasar untuk melihat ketersediaan valuta asing hasil dari ekspor. "Apakah cukup memenuhi untuk kepentingan itu. Apalagi kalau kita lihat tren harga minyak dunia masih belum berhenti sehingga berpotensi terjadinya defisit neraca perdagangan dari sektor migas," sambung Enny.

Di samping itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia belum bisa mendongkrak nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Ekonomi Indonesia pada kuartal II-2018 tumbuh sebesar 5,27% year on year (yoy). Angka ini meningkat dibandingkan kuartal II-2017 yang hanya sebesar 5,01%.

Angka pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan ini ternyata tak cukup memberi sentimen positif terhadap rupiah. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sebesar 5,27% ini, lebih banyak didominasi sektor konsumtif daripada produktif. Hal itulah yang membuat target pertumbuhan ekonomi di semester II-2018 diragukan bisa tercapai.

Nilai tukar mata uang Rupiah tembus ke level terendah, yakni mencapai Rp14.615 per Dollar AS. Berdasarkan data yahoo finance, Rupiah dibuka di level Rp14.468 per dollar AS. Tetapi tidak lama berselang US$, menguat menjadi Rp14.605.

Sponsored

Yahoo finance mencatat, hingga pukul 14.00 WIB, US$ diperdagangkan dikisaran Rp14.468-14.615.

Berita Lainnya
×
tekid