Pengusaha Sandiaga Salahuddin Uno menjalin kemitraan dengan United Media Asia (UMA) dengan membentuk dana investasi senilai Rp5 triliun. Kesepakatan ini ditandatangani di Corner 28, Jakarta, Selasa (6/5), dan disaksikan langsung oleh Menteri Kebudayaan dan Kesusastraan Fadli Zon.
Dana investasi ini akan difokuskan pada pengembangan ekosistem ekonomi kreatif Indonesia, mulai dari produksi konten lokal berkualitas, pengembangan talenta kreatif, pelatihan vokasi, hingga pembangunan infrastruktur dan pemanfaatan teknologi digital. Berbagai sektor industri kreatif seperti film, serial televisi, platform digital, serta pusat inovasi akan mendapatkan suntikan dana demi memperkuat rantai nilai industri dan menciptakan lapangan kerja baru.
“Dana ini bukan sekadar modal, tapi bentuk nyata komitmen terhadap identitas bangsa, penciptaan peluang ekonomi, dan relevansi global. Bersama UMA, kami membangun fondasi untuk mengangkat potensi kreatif Indonesia dan menciptakan industri yang tangguh, inklusif, dan berdaya saing tinggi,” ujar Sandiaga Uno di Corner 28, Jakarta, Selasa (6/5).
Chief Commercial Officer UMA, Anka Zumi, menambahkan kemitraan ini merupakan sinyal kuat Indonesia siap menjadi pemain utama dalam ekonomi kreatif dunia.
“Dengan kepemimpinan Pak Sandiaga dan dukungan dari kementerian, kemitraan ini mengirim sinyal kuat Indonesia siap memimpin. Dana ini tak hanya mendorong lahirnya karya kreatif berkelas dunia, tapi juga memperkuat pendidikan, infrastruktur, dan tenaga kerja kreatif yang akan menentukan masa depan bangsa,” katanya dalam kesempatan serupa.
Menteri Kebudayaan dan Kesusastraan, Fadli Zon, menyampaikan apresiasinya tersebut karena mendorong sektor budaya dan ekonomi kreatif nasional, khususnya perfilman. Menurut Fadli, kolaborasi ini menjadi langkah penting dalam mewujudkan Indonesia sebagai pusat inovasi budaya yang mampu bersaing secara global.
“Film adalah instrumen budaya, bahkan ekspresi budaya yang sangat dekat dengan publik dan globalisasi. Bahkan boleh dibilang budaya itu soft power dan film menjadi yang terdepan dalam soft power. Dalam film itu cukup lengkap, ada tari, akting, sastra, kuliner juga ada, jadi satu paket lengkap,” ujar Fadli.
Fadli juga menekankan Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor budaya dan perfilman, meski masih belum banyak terwakili di panggung global.
“Kita itu nomor satu dalam bidang kebudayaan, kita itu megauniversity. Kita ingin ada satu lompatan besar dalam dunia perfilman kita, kita ingin quantum leap, kita masih unrepresented di global. Penonton kita di Indonesia cukup besar, kita juga kekurangan bioskop, dari idealnya 10.000 layar, kita hanya punya 2.500 layar,” ungkapnya.
Fadli menyambut baik semakin besarnya partisipasi masyarakat dalam mendukung kemajuan kebudayaan selama enam bulan masa jabatannya. Ia menilai, kemitraan publik-swasta seperti inisiatif Sandiaga dan UMA adalah bagian dari tanggung jawab kolektif untuk memajukan budaya nasional.
Dalam tahap selanjutnya, dana ini akan melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Produksi Film Negara (PFN) dan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) dalam berbagai proyek berdampak tinggi. Rincian program dijadwalkan diumumkan secara resmi setelah tanggal 20 Mei 2025. Inisiatif ini juga diproyeksikan menarik mitra strategis dari sektor media, keuangan, pendidikan, dan teknologi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, serta memperluas jangkauan budaya Indonesia di kancah dunia.