sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Siap-siap, Indonesia kebanjiran investor kendaraan listrik dari 3 negara

Investor kendaraan listrik itu berasal dari Jepang, Cina, dan Korea Selatan.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Sabtu, 30 Jul 2022 09:38 WIB
Siap-siap, Indonesia kebanjiran investor kendaraan listrik dari 3 negara

Industri otomotif di Indonesia turut berperan dalam pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, hingga semester I-2022 sudah ada 21 industri perakitan kendaraan roda empat atau lebih yang total nilai investasinya mencapai Rp139,36 triliun. 

Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari investasi asal Jepang senilai Rp116,1 triliun (83,31%), Cina sebanyak Rp11,3 triliun (8,11%), dan Korea Selatan yang jumlahnya Rp10,54 triliun (7,56%), sisanya adalah investasi dari Uni Eropa dan dalam negeri senilai Rp1,42 triliun (1,02%).

Pada kunjungan kerja Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita ke Jepang Senin (25/7) dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dilakukan pertemuan dengan para pimpinan perusahaan otomotif Jepang. Dari pertemuan tersebut diperoleh komitmen investasi dari Mitsubishi Motor Company (MMC) senilai Rp10 triliun yang akan terealisasi mulai 2022-2025. Tak mau kalah, Toyota Motor Corporation (TMC) ikut menanam modal di Indonesia sebanyak RP27,1 triliun untuk periode 2022-2026.

“Mitsubishi terus merealisasikan komitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu basis produksi mobil hybrid dan meningkatkan pasar ekspor, termasuk melakukan perluasan pasar ekspor baru, dari 30 menjadi 39 negara, sampai dengan tahun 2024,” ujar Agus seperti dikutip dari laman kemenperin.go.id, Sabtu (30/7).

Sejalan dengan rencana investasi oleh Mitsubishi, Agus berharap agar perusahaan otomotif tersebut bisa mempercepat Program Produksi Kendaraan teknologi Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) Berbasis Baterai atau Electric Vehicle (EV) key car di Indonesia. Selain itu, diharapkan bisa mendorong ekspor kendaraan jenis Sport Utility Vehicle (SUV) dari Indonesia ke pasar Australia dalam waktu satu tahun ke depan.

Agus juga menyampaikan harapan pada Toyota agar bisa meningkatkan penggunaan komponen lokal Indonesia.

“Kami juga meminta para pelaku industri ini untuk meningkatkan penggunaan komponen lokal Indonesia, khususnya komponen dari industri kecil dan menengah (IKM). Hal ini juga kami sampaikan di forum bisnis industri otomotif di Jepang, Juni lalu,” ujarnya.

Kemudian, investasi industri otomotif asal Cina yang akan terealisasi yaitu terdiri dari tiga perusahaan otomotif. Pertama, Chery Motor yang akan berinvestasi sekitar US$1 miliar sejak tahun ini. Investasi ini secara bertahap akan digunakan untuk produksi kendaraan jenis SUV yang di antaranya untuk kebutuhan ekspor. 

Sponsored

Kemudian, PT Chery Motors Indonesia akan melakukan empat tahapan investasi hingga 2028. Chery juga Motor juga berkomitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai hub ASEAN dan bagian dari ekspor global perusahaan tersebut.

“Di tahun 2022, Chery akan mulai memproduksi kendaraan jenis SUV. Kemudian, dalam empat tahap pengembangan hingga 2028, pabriknya akan memproduksi Sembilan model, dengan proporsi bagi pasar ekspor juga,” tutur Agus.

Lebih lanjut, dua perusahaan otomotif asal Cina lainnya, yaitu PT SGMW Motor Indonesia atau Wuling yang berencana akan memproduksi EV dengan kapasitas 10.000 unit per tahun. Lalu, PT Sokonindo Automobile dengan kapasitas produksi 1.000 unit per tahun.

Berikutnya, investasi yang dilakukan industri otomotif asal Korea Selatan ke Indonesia adalah Hyundai. Perusahaan otomotif ini diketahui sudah mulai memproduksi massal kendaraan jenis B-SUV, Multi Purpose Vehicle (MPV), dan EV SUV di pabrik Karawang, Jawa Barat sejak Januari 2022. Terbaru, Hyundai telah merilis Ioniq 5, kendaraan listrik pertama produksi pabrik tersebut pada Maret 2022.

Hyundai pada tahap pertama telah menginvestasikan US$750 juta di Indonesia dengan total kapasitas produksi sebanyak 150.000 unit per tahun. Saat ini jumlah tersebut telah digunakan untuk produksi EV sebanyak 3000 unit per tahun dan akan terus ditingkatkan sesuai permintaan.

Berita Lainnya
×
tekid