close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kepala Kelompok Kajian Ilmu Ekonomi dan Kebijakan Energi, LPEM FEB UI, Uka Wikarya dalam pemaparannya di Diskusi Kajian Kontribusi Industri Properti Terhadap Perekonomian Indonesia, Senin (10/4). (ERLINDA PW)
icon caption
Kepala Kelompok Kajian Ilmu Ekonomi dan Kebijakan Energi, LPEM FEB UI, Uka Wikarya dalam pemaparannya di Diskusi Kajian Kontribusi Industri Properti Terhadap Perekonomian Indonesia, Senin (10/4). (ERLINDA PW)
Bisnis
Senin, 10 April 2023 19:44

Sektor properti, real estate, dan konstruksi jadi tulang punggung perekonomian

PDB nasional tiga sektor tersebut mencapai dua digit atau rata-rata 12% (yoy).
swipe

Kepala Kelompok Kajian Ilmu Ekonomi dan Kebijakan Energi, LPEM FEB UI, Uka Wikarya menyampaikan sektor properti, real estate, dan konstruksi menjadi salah satu tulang punggung perekonomian. Bahkan, kinerja sektor-sektor tersebut masih mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Berdasarkan hasil penelitian LPEM FEB UI yang disampaikan Uka, saat perekonomian nasional ada di kondisi normal, total kontribusi langsung sektor properti, real estate, dan konstruksi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai dua digit atau rata-rata 12% (yoy).

"Di tengah kehadiran pandemi Covid-19, sektor ini mampu mempertahankan total kontribusi langsungnya terhadap PDB nasional tetap di atas 12%," kata Uka dalam pemaparannya di Diskusi Kajian Kontribusi Industri Properti Terhadap Perekonomian Indonesia, Senin (10/4).

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah LPEM FEB UI, tercatat laju pertumbuhan sektor properti, real estate, dan konstruksi pada 2020 atau saat pandemi mengalami kontraksi hingga -2,0%. Namun, masih berhasil berkontribusi pada PDB nasional 13,0%. 

Lalu, pada 2021 laju pertumbuhan mengalami kenaikan di 2,8% dengan kontribusi PDB sebesar 12,9% dan di 2022 mengalami pertumbuhan 1,9% dengan kontribusi pada PDB nasional, yaitu 12,5%.

Menurut Uka, sektor-sektor tersebut mampu pulih dengan cepat usai pandemi, karena didukung insentif kebijakan yang tepat.

Uka juga menambahkan, sejumlah sektor ini berhasil memberikan dampak secara langsung bagi 110 sektor perekonomian dan 75 sektor perekonomian lainnya secara tidak langsung dengan nilai multiplier output sebesar 1,74.

"Ini maksudnya adalah setiap tambahan 1 juta nilai penjualan (omset) dari properti akan menciptakan dampak langsung dan tidak langsung sebesar 1,74 juta. 1 juta nya dampak langsung dan 0,74 juta nya dampak tidak langsung dari sektor properti," kata Uka.

Adapun efek multiplier secara nasional dengan akumulasi nilai output nasional sebesar Rp4.740 hingga Rp5.788 triliun per tahun. Selain itu, ketiga sektor ini juga, menurut Uka, turut berkontribusi menciptakan Nilai Tambah Bruto atau PDB nasional mencapai Rp2.349 hingga Rp2.865 triliun per tahun, atau setara dengan 14,63% hingga 16,30% dari PDB nasional.

"Sektor-sektor ini juga berkontribusi menciptakan pendapatan masyarakat sebesar Rp938 sampai Rp1.147 triliun per tahun," tutur Uka. 

img
Erlinda Puspita Wardani
Reporter
img
Ayu mumpuni
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan