sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

1,3 juta ternak di Jateng terima vaksinasi Penyakit Kuku dan Mulut jelang Idul Adha

Vaksinasi akan terus digencarkan mengantisipasi persebaran penyakit tersebut jelang Idul Adha Juni nanti.

Muhammad Wahid Aziz
Muhammad Wahid Aziz Jumat, 10 Mar 2023 09:54 WIB
1,3 juta ternak di Jateng terima vaksinasi Penyakit Kuku dan Mulut jelang Idul Adha

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) berhasil memvaksinasi 1,3 juta hewan ternak untuk mencegah persebaran Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) hingga Maret 2023. Vaksinasi akan terus digencarkan mengantisipasi persebaran penyakit tersebut jelang Idul Adha Juni nanti.

“Hingga 2023 vaksinasi pencegahan PMK di Jateng sudah mencapai 1,6 juta (dosis). Sedangkan sisa stok vaksin sekitar 164 ribu dosis. Vaksinasi terus dipercepat,” kata Sekretaris Daerah Jateng, Sumarno  di sela-sela Bimtek Vaksinasi PMK di Semarang, Kamis (9/3).

Sumarno menjelaskan, pihaknya menggandeng Polda dan Kodam melalui Bhabinkamtibmas dan Babinsa, yang tersebar di seluruh desa/ kelurahan melakukan vaksinasi. Hal tersebut untuk menghadapi peternak yang tidak mau hewannya divaksin hingga merugikan peterna lainnya.

“Juga mengajak tokoh-tokoh masyarakat. Karena dalam pelaksanaan vaksinasi pada hewan ternak ini juga ada problem-problem menolak divaksin, sehingga ini perlu dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat setempat,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng, Agus Wariyanto menyampaikan, daerah dengan hasil kinerja vaksinasi cukup tinggi adalah Kabupaten Grobogan.

Terkait pengobatan ternak, Agus mengatakan Kabupaten Boyolali berhasil melaksanakan pengobatan dengan kecepatan tinggi. Sedangkan untuk penanganan bantuan pemotongan atau bantuan ternak yang mati adalah Kabupaten Semarang.

Agus melanjutkan, berbagai keberhasilan itu menjadi pijakan langkah pada tahun berikutnya. Kecepatan dalam penanganan harus terus ditingkatkan agar tidak ada peningkatan kasus PMK di Jateng.

“Dari pengalaman-pengalaman itu, bukan berarti yang lain tidak optimal, tetapi masing-masing kabupaten memang berbeda budaya kerja maupun tingkat kesulitan. Ini juga akan sangat mempengaruhi,” jelasnya.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid