Tiga pekerja tewas, Gubernur Riau peringatkan PT Pertamina Hulu Rokan perbaiki prosedur keselatan kerja
Gubernur Riau, Syamsuar, memperingatkan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Kabupaten Rokan Hilir untuk memperbaiki prosedur K3.

Gubernur Riau, Syamsuar, memperingatkan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Kabupaten Rokan Hilir untuk memperbaiki prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) setelah tiga pekerjanya tewas terjatuh ke kontainer limbah pada Jumat (24/2) lalu.
Syamsuar menilai ada unsur kelalaian yang membuat pekerja tewas tidak hanya sekali ini, namun berkali-kai.
"Sudah berkali-kali PHR diperingati. Jadi kalau tidak ada sesuatu yang salah, tidak akan mungkin terjadi korban kecelakaan kerja yang begitu banyak dan terus menerus," kata Syamsuar dalam keterangannya, minggu (26/2).
Syamsuar mengaku, pihaknya bahkan telah memperingatkan PT PHR sejak Februari lalu saat pelaksanaan Bulan Bakti Keselamatan dan Kecelakaan Kerja di Dumai. Pada kesempatan tersebut, ia meminta PT PHR memprioritaskan keselamatan pekerja.
“Bahkan pada peringatan hari Bulan Bakti K3 di Dumai saya tegaskan kembali bahwa keselamatan kerja yang paling penting. Utamakan menjadi perhatian pimpinan perusahaan," tegasnya.
Sementara itu, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Riau mulai menginvestigasi kasus tersebut. Kepala Disnakertrans Riau, Imron Rosyadi mengatakan, pihaknya juga telah mengumpulkan saksi-saksi di lokasi kejadian.
''Setelah kita lakukan pemeriksaan saksi, maka kita akan lanjutkan gelar perkara dengan instansi terkait dan penetapan tersangka dalam kejadian tersebut,'' katanya.
Diketahui, sebanyak tiga pekerja tewas di lokasi pengelolaan minyak PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Kabupaten Rokan Hilir, Jumat (24/2). Para pekerja yang tewas tersebut merupakan pekerja dari PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI), subkontraktor PT PHR di Kabupaten Rokan Hilir.
Kapolres Rokan Hilir, AKBP Andrian Pramudianto menyebut, tiga pekerja yang tewas bernama Hendri (54) bekerja sebagai PMCOW, Ade (37) sebagai Operator Dewatring, dan Dedi (44) sebagai Operator Evaporator.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Nestapa masyarakat adat di Ibu Kota Nusantara yang terampas di tanah sendiri
Minggu, 02 Apr 2023 06:12 WIB
Rentetan bom waktu gagal bayar asuransi
Sabtu, 01 Apr 2023 17:29 WIB