Siaga gunung meletus, Pemdes Balerante Klaten pasang monitor awasi Merapi 24 jam
Monitor desa dapat menunjukkan aktivitas Merapi dari 4 titik lokasi, yakni Pos Induk Kaliurang, Jrakah, Babadan dan Induk Balerante.

Pemerintah Desa (Pemdes) Balerante, Kemalang, Kabupaten Klaten memasang monitor di balai desa untuk memantau aktivitas Gunung Merapi. Perangkat desa dibantu relawan secara bergantian mengawasi aktivitas Merapi melalui monitor tersebut selama 24 jam penuh untuk mengantisipasi erupsi yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
“Setiap informasi bahaya Merapi bisa diketahui lebih cepat dengan adanya monitor pemantauan Gunung Merapi. Utamanya jika Merapi menunjukan tanda bahaya dan masyarakat harus segera dievakuasi,” kata Sekretaris Desa Balerante, Basuki dalam keterangannya, Rabu (15/3).
Basuki mengatakan, monitor desa dapat menunjukkan aktivitas Merapi dari 4 titik lokasi, yakni Pos Induk Kaliurang, Jrakah, Babadan dan Induk Balerante. Monitor juga dibekali sensor sinyal grafik dan suara untuk menangkap aktivitas Merapi.
“Jadi layar monitor ini dihubungkan dengan kamera CCTV induk Kaliurang, Jrakah, Babadan dan induk Balerante sendiri. Perkembangan Merapi bisa dipantau dari sinyal grafik dan suara. Jika garis grafiknya lebar dan suara sirine kencang meraung-raung itu tandanya aktifitas Merapi tinggi dan berbahaya,” jelasnya.
Diketahui, aktivitas Gunung Merapi meningkat drastik sejak Sabtu (11/3) lalu. Terbaru, Gunung Merapi kembali mengalami erupsi dan memuntahkan material diertai awan panas sejauh 1.300 meter pada Rabu (15/3) siang.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten kembali mengaktifkan kegiatan ronda malam yang sempat terhenti sejak beberapa waktu lalu.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Klaten, Rujedi Endro Suseno mengatakan, ronda internal menyiapkan 5 petugas untuk mengamati dengan intens aktivitas Merapi hingga memastikan keamanan daerah di kawasan rawan bencana (KRB) III.
"Lima orang satu regu tugasnya keliling ke tiga desa yang berada di KRB III Gunung Merapi," jelasnya.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Nestapa masyarakat adat di Ibu Kota Nusantara yang terampas di tanah sendiri
Minggu, 02 Apr 2023 06:12 WIB
Rentetan bom waktu gagal bayar asuransi
Sabtu, 01 Apr 2023 17:29 WIB