sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pangeran Arab Saudi: Pembunuhan Khashoggi adalah tindakan sangat keji

Sejumlah orang dekat Putra Mahkota Arab Saudi jadi tersangka pembunuhan Jamal Khashoggi.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Kamis, 25 Okt 2018 13:43 WIB
Pangeran Arab Saudi: Pembunuhan Khashoggi adalah tindakan sangat keji

Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (33) atau yang kerap disapa MBS pada Rabu (24/10) menggambarkan pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi (59) sebagai kejahatan sangat keji. Itu merupakan komentar perdana MBS, menyusul keterlibatan sejumlah orang dekatnya dengan kasus tersebut.

Pernyataan MBS tersebut disampaikan dalam konferensi investasi di Riyadh yang dibayangi kasus Khashoggi. Sang pangeran menegaskan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas kematian Khashoggi akan diseret ke pengadilan.

"Ini adalah insiden yang sangat, sangat menyakitkan bagi seluruh warga Arab Saudi dan juga semua orang di planet," ujar pewaris takhta Arab Saudi tersebut.

MBS yang merupakan pemimpin de facto Arab Saudi telah lama menjadi sorotan atas sejumlah isu, mulai dari perang berdarah di Yaman, dugaan penculikan PM Lebanon, dan penindasan perbedaan pendapat di negaranya.

Setelah pada akhir pekan lalu Arab Saudi mengakui bahwa Khashoggi, seorang kritikus vokal MBS, dibunuh pada Selasa (2/10) di konsulat mereka di Istanbul, lima pejabat tinggi diberhentikan. Termasuk salah satunya adalah kepala urusan media MBS dan wakil kepala badan intelijen. Sementara itu, 18 orang ditahan, termasuk di antaranya 15 orang yang menjalankan misi di Turki. 

Riyadh hingga kini bersikeras, baik Raja Salman maupun MBS tidak mengetahui operasi yang menargetkan Khashoggi. Namun, pejabat Amerika Serikat menekankan bahwa misi seperti itu tidak dapat dilakukan tanpa otorisasi MBS.

"Arab Saudi akan menerapkan semua aturan yang diperlukan dan menyelidiki secara mendalam. Mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan keji ini akan diadili," ungkap MBS.

Dalam pengakuan publiknya pada Sabtu (20/10), Arab Saudi mengklaim bahwa Khashoggi meninggal ketika sebuah diskusi berubah menjadi perkelahian. Narasi kemudian bergeser beberapa kali.

Sponsored

Pada Rabu (24/10), Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al Falih mengakui bahwa skandal pembunuhan Khashoggi merupakan pukulan bagi kerajaan.

"Ini bukan sebuah kasus kematian, melainkan pembunuhan. Kami akui itu, kami tengah menanganinya. Dengan demikian, kami akan transparan dan menunjukkan pada sekutu dan teman-teman kami di Amerika Serikat ... bahwa kerajaan tidak senang dengan apa yang terjadi sama halnya seperti yang lain. Bahkan, kami lebih tidak bahagia karena kasus ini telah mencoreng nama kerajaan," tutur Falih di sela-sela konferensi investasi.

Dia menambahkan, krisis ini akan membuat Arab Saudi lebih kuat.

Turki menolak anggapan bahwa kematian Khashoggi adalah operasi nakal. Presiden Recep Tayyip Erdogan dalam pidatonya pada Selasa lalu menggambarkan kematian Khashoggi sebagai pembunuhan berencana yang kejam.

Saat berbicara pada hari Rabu di istana kepresidenan di Ankara, Erdogan sekali lagi menegaskan bahwa dia tidak puas dengan penjelasan Arab Saudi.

"Kami bertekad untuk tidak membiarkan mereka yang bertanggung jawab lolos dari hukum," kata Erdogan.

Ada pun MBS dalam pidatonya menyatakan bahwa hubungan kerja yang baik antara Arab Saudi dan Turki tidak seharusnya terganggu akibat krisis ini. 

Menurut kantor berita, Anadolu dan Saudi Press Agency, MBS dan Erdogan telah membahas kasus Khashoggi via telepon pada Rabu kemarin. MBS dilaporkan menelepon untuk mendiskusikan upaya bersama menjelaskan seluruh aspek kematian Khashoggi. (CNN)

Berita Lainnya
×
tekid