sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

30% koala di New South Wales mati akibat kebakaran hutan

Secara nasional, lebih dari lima juta hektare tanah di Australia hangus terbakar.

Valerie Dante
Valerie Dante Jumat, 27 Des 2019 16:02 WIB
30% koala di New South Wales mati akibat kebakaran hutan

Pada Jumat (27/12), Menteri Lingkungan Hidup Australia Sussan Ley mengatakan bahwa 30% koala di pantai utara negara bagian New South Wales mati akibat kebakaran hutan. Dia menyebut, lebih dari 30% habitat mereka hancur akibat kebakaran hutan.

"Kami akan tahu lebih detail setelah api dapat dipadamkan dan penilaian yang tepat dilakukan," kata dia.

Secara nasional, lebih dari lima juta hektare tanah telah hangus terbakar, sekitar 3,4 juta hektare di antaranya di New South Wales. Kebakaran hutan juga menewaskan sembilan orang.

Wilayah pantai utara negara bagian itu merupakan rumah bagi sejumlah besar koala Australia, dengan perkiraan populasi menyentuh 15.000 hingga 28.000 ekor.

Kebakaran hutan menyebar ke wilayah pantai utara pada November dan menjalar ke daerah New South Wales yang dekat dengan Sydney, Australia Selatan, Victoria, dan Australia Barat.

Pemerintah mengatakan, laporan yang sempat beredar yang menyatakan bahwa koala di Australia sudah punah secara fungsional merupakan hal yang tidak benar dan berlebihan.

Di Adelaide Hills, Australia Selatan, petugas pemadam kebakaran membagikan foto-foto koala yang diselamatkan dari kebakaran.

"Saya mendapat pesan dari seluruh dunia karena orang-orang sangat tersentuh dan kagum oleh respons sukarelawan kami yang merawat satwa liar," kata Ley.

Sponsored

Hewan-hewan langka dan rentan lainnya juga terdampak kebakaran hutan, seperti western ground parrot di Australia Barat dan dunnart di Pulau Kanguru, Australia Selatan.

"Tidak harus berbulu dan imut, hewan-hewan itu bisa saja bersisik, tapi mereka sama pentingnya bagi saya dan juga bagi lingkungan Australia. Western ground parrot dan dunnart di Pulau Kanguru juga terdampak kebakaran hutan," tutur Ley.

Populasi koala dan spesies langka lainnya telah secara signifikan terdampak oleh deforestasi, perusakan habitat, dan efek dari pemanasan global.

Sebelum krisis kebakaran hutan tahun ini, populasi koala di New South Wales dan Queensland turun sebesar 42% dalam periode 1990-2020.

Juru bicara Dewan Konservasi Alam New South Wales James Tremain menyebut bahwa pada November, penurunan populasi koala terjadi secara perlahan.

"Jumlah koala telah menurun selama 20 tahun terakhir. Australia menghancurkan ribuan hektare hutan yang menjadi habitat mereka untuk membuka lahan pertanian dan menebang kayu. Selain itu, habitat mereka juga menyusut akibat perubahan iklim," jelas Tremain.

Pada Jumat, Ley menuturkan bahwa pemerintah sudah mengambil langkah yang diperlukan untuk mengatasi perubahan iklim.

"Perubahan iklim adalah masalah besar dan pemerintah menjalankan peran kami," ujar dia. "Fokus saya adalah pada hal-hal yang dapat dilakukan di lapangan, tindakan praktis yang akan membuat perbedaan nyata." (The Guardian)

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid