sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Akhiri pertempuran, Israel-Hamas sepakati gencatan senjata

Pertempuran antara kedua pihak telah menyebabkan kehancuran di Jalur Gaza dan menewaskan lebih dari 200 orang.

Valerie Dante
Valerie Dante Jumat, 21 Mei 2021 09:15 WIB
Akhiri pertempuran, Israel-Hamas sepakati gencatan senjata

Israel dan kelompok militan Hamas menyetujui gencatan senjata pada Kamis (20/5), menghentikan pertempuran yang telah terjadi selama 11 hari terakhir.

Pertempuran antara kedua pihak menyebabkan kehancuran di Jalur Gaza dan menewaskan lebih dari 200 orang.

Pada pukul 02.00 waktu setempat, saat gencatan senjata mulai berlaku, jalan-jalan di Gaza dilaporkan kembali ramai. Orang-orang keluar dari rumah mereka dan bersorak-sorai.

Layaknya tiga pertempuran besar sebelumnya antara Israel dan Hamas, babak terakhir ini juga berakhir dengan tidak meyakinkan. Israel mengklaim telah menimbulkan kerusakan parah pada Hamas, tetapi tidak menghentikan serangan roket nonsetop kelompok militan Islam itu. 

Hampir segera, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menghadapi kecaman dari basis sayap kanan garis keras yang menilai dirinya menghentikan operasi militer terlalu cepat.

Kantor Netanyahu mengatakan, Kabinet Keamanannya dengan suara bulat menerima proposal gencatan senjata dari Mesir setelah mendapat rekomendasi dari kepala militer Israel dan pejabat keamanan tinggi lainnya.

Pertempuran meletus pada 10 Mei, ketika militan Hamas di Jalur Gaza menembakkan roket jarak jauh ke arah Yerusalem. Rentetan itu terjadi setelah bentrokan berhari-hari antara pengunjuk rasa Palestina dan polisi Israel di Kompleks Masjid Al Aqsa. 

Klaim yang bersaing atas Yerusalem terletak di jantung konflik Israel-Palestina dan telah berulang kali memicu serangan kekerasan di masa lalu.

Sponsored

Hamas dan kelompok militan lainnya menembakkan lebih dari 4.000 roket ke Israel selama pertempuran.

Sementara itu, militer Israel meluncurkan ratusan serangan udara yang menargetkan infrastruktur militer Hamas, termasuk jaringan terowongan yang luas.

Menurut otoritas kesehatan di Jalur Gaza, setidaknya 230 warga Palestina tewas, termasuk 65 anak-anak dan 39 wanita, serta 1.710 orang lainnya terluka. Sementara itu, 12 di Israel tewas, termasuk seorang anak laki-laki berusia lima tahun dan seorang gadis berusia 16 tahun.

Amerika Serikat (AS), sekutu terdekat dan terpenting Israel, awalnya mendukung apa yang dikatakannya sebagai hak Israel untuk membela diri dari tembakan roket tanpa pandang bulu. Namun, ketika pertempuran berlarut-larut dan jumlah korban tewas meningkat, "Negeri Paman Sam" menekan Israel untuk menghentikan serangan.

Di Washington, Presiden AS Joe Biden memuji gencatan senjata. "Saya yakin, kami memiliki peluang nyata untuk membuat kemajuan dan saya berkomitmen untuk bekerja untuk itu."

Biden mengatakan, AS berkomitmen membantu Israel mengisi kembali pasokan rudal pencegatnya untuk sistem pertahanan roket Iron Dome dan bekerja dengan otoritas Palestina yang diakui secara internasional, bukan Hamas, untuk memberikan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

Sementara itu di Gaza, juru bicara Hamas Abdelatif al-Qanou mengatakan, pengumuman Israel adalah "deklarasi kekalahan". Meskipun demikian, grup tersebut mengatakan akan menghormati kesepakatan gencatan senjata.

Sekitar 58.000 warga Palestina meninggalkan rumah mereka, banyak di antaranya mencari perlindungan di sekolah-sekolah yang didirikan PBB.

Serangan Israel juga merusak setidaknya 18 rumah sakit dan klinik serta menghancurkan satu fasilitas kesehatan.

Berita Lainnya
×
tekid