sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Arab Saudi-Pakistan teken perjanjian investasi senilai US$20 miliar

Penandatanganan perjanjian investasi itu berlangsung saat kunjungan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman ke Pakistan.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 18 Feb 2019 13:14 WIB
Arab Saudi-Pakistan teken perjanjian investasi senilai US$20 miliar

Putra Mahkota Mohammed bin Salman atau MBS pada Minggu (17/2) mengatakan, Arab Saudi telah menandatangani perjanjian investasi senilai US$20 miliar selama kunjungannya ke Pakistan.

Memulai perjalanannya ke Asia dengan investasi di Pakistan yang jauh lebih tinggi dari yang diharapkan, MBS mengatakan angka US$20 miliar hanya mewakili awal dari ikatan ekonomi yang akan membawa dua sekutu muslim itu lebih dekat.

"Ini besar untuk fase 1, dan pasti akan tumbuh setiap bulan dan setiap tahun, dan itu akan bermanfaat bagi kedua negara," papar MBS. "Kami telah menjadi saudara, sebuah negara yang bersahabat bagi Pakistan. Kami telah bersama-sama pada saat susah dan senang, dan kami akan melanjutkan itu."

Lawatan MBS ke Pakistan terjadi di tengah ketegangan negara itu dengan tetangganya, India. Awal pekan ini, insiden bom bunuh diri menewaskan 44 polisi paramiliter India di wilayah Kashmir yang disengketakan. 

New Delhi menuduh Pakistan terlibat dalam pengeboman dan berjanji akan menghukum negara itu. Sementara itu, Pakistan membantah keras terlibat.

Pakistan yang dalam kondisi kekurangan uang dan membutuhkan teman, menyambut MBS dengan tangan terbuka dan dengan suasana yang megah, termasuk mengirim jet tempur untuk memandu pesawat MBS begitu memasuki wilayah udara Pakistan.

Perdana Menteri Imran Khan dan panglima militer Pakistan Qamar Javed Bajwa menyambut MBS di atas karpet merah yang digelar di bandara militer di kota Rawalpindi, sebelum Khan menyopiri sang pangeran ke Islamabad.

"Arab Saudi selalu ada pada saat dibutuhkan, itulah sebabnya kami sangat menghargainya," tutur Khan. "Saya ingin mengucapkan terima kasih atas cara Anda membantu kami ketika kami dalam situasi yang buruk."

Sponsored

Riyadh dalam beberapa bulan terakhir telah membantu menjaga perekonomian Pakistan tetap bertahan dengan menopang cadangan devisanya yang menyusut dengan pinjaman US$6 miliar, memberikan ruang bernapas kepada Islamabad ketika mereka merundingkan bailout dengan Dana Moneter Internasional (IMF).

Islamabad menunjukkan penghargaan dengan memperlakukan kunjungan MBS sebagai kunjungan kenegaraan terbesar sejak kedatangan Presiden China Xi Jinping pada 2015, segera setelah Beijing mengumumkan rencana untuk menginvestasikan puluhan miliar dollar di sektor infrastruktur Pakistan sebagai bagian dari Belt and Road Initiative.

Sebagian besar perjanjian yang diteken Arab Saudi-Pakistan berfokus pada sejumlah proyek energi, termasuk kompleks kilang minyak dan petrokimia senilai US$10 miliar di kota pesisir Gwadar, tempat China membangun pelabuhan. PM Khan pun mengatakan bahwa memorandum kesepakatan juga ditandatangani untuk investasi mineral dan pertanian. 

Hubungan kedua negara di masa lalu berpusat pada Arab Saudi yang kaya minyak mendukung ekonomi Pakistan selama periode-periode sulit, dan sebagai imbalannya, militer Pakistan yang kuat memberikan sokongan kepada Arab Saudi dan keluarga kerajaan.

Sebagai penjaga sebagian besar situs suci di tanah kelahiran Islam, keluarga kerajaan Arab Saudi membawa pengaruh keagamaan yang luas di Pakistan, sebuah negara yang sangat konservatif dan berpenduduk mayoritas muslim.

"Apa yang terjadi dalam hubungan ini adalah pembaruan komitmen Pakistan untuk membantu melindungi keluarga kerajaan," ungkap Mosharraf Zaidi, seorang pengamat di Tabadlab, sebuah think tank Pakistan. "Di sisi lain, ada kepastian bahwa Arab Saudi tidak hanya akan terus berfungsi sebagai teman strategis yang akan membantu menopang keuangan Pakistan ketika dibutuhkan, tetapi juga akan menjadi investor yang lebih luas di Pakistan."

Para analis memandang lawatan itu sebagai upaya MBS untuk membangun kembali reputasinya pasca-pembunuhan jurnalis dan kritikus Arab Saudi Jamal Khashoggi. Banyak pihak di Barat menyalahkan MBS atas pembunuhan Khashoggi, yang memicu krisis politik terbesar di kerajaan itu selama satu generasi.

Pihak istana sendiri membantah keterlibatan putra mahkota.

Indonesia dan Malaysia juga masuk daftar negara yang akan dikunjungi MBS dalam tur Asia-nya. Namun, belakangan Kementerian Luar Negeri RI mengumumkan bahwa MBS menunda lawatannya ke Asia Tenggara.

Awalnya, MBS dijadwalkan tiba di Jakarta pada Senin (18/2) sore dan bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada Selasa (19/2) pagi.

"Rencana kunjungan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud ke kawasan Asia Tenggara (Indonesia dan Malaysia) ditunda pelaksanaannya," demikian seperti dikutip dari pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri RI.

Kemlu memaparkan, Indonesia dan Arab Saudi akan terus berkomunikasi untuk menentukan jadwal baru dan memastikan hasil-hasil kunjungan yang lebih optimal.

Sumber : Reuters

Berita Lainnya
×
tekid