sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

DPR AS setujui RUU Perangi Islamofobia menyusul pernyataan antimuslim Lauren Boebert

Di dalam RUU tersebut mengamanatkan Departemen Luar Negeri AS membuat Utusan Khusus untuk memerangi Islamofobia.

Nadia Lutfiana Mawarni
Nadia Lutfiana Mawarni Jumat, 17 Des 2021 15:37 WIB
DPR AS setujui RUU Perangi Islamofobia menyusul pernyataan antimuslim Lauren Boebert

DPR Amerika Serikat (AS) atau House of Representative menyetujui rancangan undang-undang (RUU) yang berusaha memerangi gerakan antimuslim atau Islamofobia di "Negeri Paman Sam" bahkan dunia.

Langkah ini ditetapkan menyusul adanya pernyataan anggota dewan dari Partai Republik, Lauren Boebert, yang mengakui anti terhadap muslim di kolegnya yang juga beragama Islam, Ilhan Omar.

Boebert secara terang-terangan menyatakan, Omar adalah anggota pasukan jihad dan mengklaim petugas mengiranya seorang pembom bunuh diri dalam sebuah pertemuan di lift di Capitol Hill.

ABC News melaporkan, RUU yang disahkan Selasa malam waktu setempat itu mengharuskan Departemen Luar Negeri AS membuat Utusan Khusus untuk memantau dan memerangi Islamofobia, termasuk kekerasan Islamofobia yang disponsori negara dalam laporan hak asasi manusia (HAM) tahunan.

Pembentukan Utusan Khusus akan membantu para pembuat kebijakan lebih memahami masalah global yang saling berhubungan dari fanatisme antimuslim. Tujuan lainnya, menyusun strategi komprehensif untuk membangun kepemimpinan AS dalam memerangi Islamofobia di seluruh dunia.

Anggota Partai Republik lainnya, Scott Perry, juga menuduh Omar sebagai bagian dari gerakan anti-Yahudi dan menyiratkannya memiliki hubungan dengan organisasi teroris.

"Selain dari upaya untuk menenangkan anggota anti-Yahudi dari ruangan ini, Demokrat membelokkan dari masalah nyata yang dihadapi DPR, yakni pembuat RUU ini tidak memiliki kepentingan untuk duduk di komite parlemen, tidak memiliki kepentingan di ruangan ini," ujar Perry tentang Omar, yang merupakan penulis utama RUU tersebut.

Dirinya menambahkan, rakyat AS tidak boleh dipaksa untuk membayar organisasi teroris, organisasi yang dianggap berafiliasi dengan pembuat RUU ini. Perry juga menganggap minimnya definisi Islamofobia dalam beleid tersebut, yang menurutnya terlalu dibuat-buat berdasarkan kecenderungan politik individu.

Sponsored

Pernyataan itu membuat Demokrat marah besar dan meminta Perry mencabutnya secara resmi. Perwakilan Demokrat dari Michigan, Debbie Dingell, kepada rekan-rekannya mengatakan, "Dia [Perry] memanggilnya teroris! ... Kita tidak bisa membiarkan ini pergi."

Anggota DPR kemudian menemukan bahwa Perry membuat pernyataan yang tidak pantas.

Boebert meminta maaf di Twitter yang ditunjukkan kepada siapa pun di komunitas muslim yang merasa tersinggung dengan sikapnya. Dia menambahkan, telah menghubungi kantor Omar untuk berbicara dengannya secara langsung, tetapi tidak mendapatkan respons positif.

Omar menutup telepon Boebert setelah Republik menolak membuat permintaan maaf secara terbuka kepadanya, menurut sebuah pernyataan dari akun Omar dan Boebert tentang panggilan itu. Demokrat telah meminta pemimpin Partai Republik, Kevin McCarthy, menindaklanjuti pernyataan Boebert berdasarkan keputusan partai, tetapi belum dilakukan hingga kini.

Berita Lainnya
×
tekid