close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
icon caption
Dunia
Kamis, 19 Oktober 2017 14:31

Ekonomi China tumbuh 6,8% di kuartal III

Perekonomian China memasuki momentum pertumbuhan solid pada kuartal tiga tahun ini, di atas perkiraan analis
swipe

Ekonomi China terus lari, pada kuartal III tahun ini untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun ini mencapai pertumbuhan menggembirkan. Meskipun upaya untuk mengurangi risiko pada sektor properti dan hutang terus dilakukan China. 

Tapi negara dengan ekonomi terbesar kedua dunia ini juga berhasil mengkonsolidasikan dan merestrukrisasi sektor industri. Pengeluaran fiskal yang kuat dan investasi publik yang berkelanjutan telah membantu menaikan permintaan domestik. 

Meski begitu kekhawatiran tetap ada. Sebab sebagian besar pertumbuhan tetap terdorong karena hutang. Gubernur Bank Sentral China Zhou Xiaochuan memperingatkan, kondisi tersebut bisa membawa pengaruh ke rumah tangga dan perusahaan. 

Sebenarnya China telah berusaha mengontrol kredit properti untuk mengurangi kredit macet. Hasilnya terlihat dari pertumbuhan konstruksi baru yang mulai melambat. Begitu juga dengan penjualan properti juga turun untuk pertama kalinya terjadi selama dua tahun pada September lalu. 

Hasilnya, secara keseluruhan ekonomi tumbuh solid dan diharapkan dapat mengalahkan target pemerintah sekitar 6,5% pada tahun ini. Meskipun tingkat pertumbuhan tahun 2016 sempat mencapai 6,7%.

Pada kuartal III ini pertumbuhan ekonomi China sebesar 6,8% berdasarkan Biro Statistik Nasional. Ekonomi Senior Mizuho Research Institute di Tokyo Kaori Yamato menilai jika reformasi pemerintah di sektor ekonomi terus berjalan. Maka pertumbuhan ekonomi dapat terus tercapai. 

Namun pertumbuhan ekonomi tersebut lebih rendah dari jajak pendapat yang dilakukan Reuters sebesar 6,9%. Sedangkan bagi sejumlah ekonom pertumbuhan tersebut sesuai dengan ekspetasinya. 

Tumbuh 7% 

Pertumbuhan ekonomi kuartal III yang solid diyakini akan terus berlangsung sampai akhir tahun. Zhou optimis produk domestik bruto (PDB) bisa tumbuh 7% pada semester II ini. 

Analis juga memperkirakan pertumbuhan mungkin tidak akan terlalu mencapai tertinggi. Sebab booming properti telah mencapai puncaknya dan penjualan properti yang menurun. 

Perekonomian China telah mengejutkan pasar keuangan global dan investor dengan pertumbuhan yang kuat sepanjang tahun ini. Hal ini didorong oleh kebangkitan kembali industri baja yang selama ini sempat menurun, mulai mengeliat dari Eropa dan Amerika Serikat (AS).

Pada saat yang sama, ada kekhawatiran tentang peran pertumbuhan negara dalam ekonomi. Yakni percepatan pertumbuhan investasi negara tahun ke tahun melampaui pertumbuhan investasi swasta pada September. 

IMF telah memperingatkan agar Beijing jangan terlalu bergantung pada stimulus untuk memenuhi target pertumbuhan ekonominya. Sebab keseluruhan beban utang hampir tiga kali lipat dari output ekonomi. 

img
Mona Tobing
Reporter
img
Mona Tobing
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan